Pemerintah Indonesia tidak perlu menanggapi secara emosional atas sikap yang diambil pemerintah Belanda dan Brazil yang menarik Duta Besar dari Indonesia.
Sikap itu diambil pemimpin kedua negara, Presiden Dilma Rousseff dan Raja Willem Alexander karena permintaan agar membatalkan eksekusi mati warga negara mereka tidak digubris Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Begitu kata Wasekjen DPP PPP versi Muktamar Surabaya, Arsul Sani saat dihubungi wartawan, Senin, (19/1/2015).
"Saya kira kita tidak perlu emosional terhadap langkah Brasil atau Belanda tersebut. Itu hal yang normal saja dalam hubungan diplomatik antar negara," katanya.
Anggota Komisi III itu berpandangan, tindakan kedua pemimpin negara tersebut patut ditiru karena menunjukkan ketegasan dalam membela warga negara.
"Saya malah melihat bahwa Pemerintah Indonesia dalam keadaan tertentu justru harus mengambil langkah seperti itu untuk menunjukkan bahwa pemerintah berusaha lakukan langkah-langkah melindungi warga negaranya di negara lain," tegas Arsul.
Sikap kedua negara itu, kata dia, tidak akan menimbulkan masalah dalam hubung bilateral ke depannya,
"Saya kira langkah tersebut tidak akan menimbulkan masalah serius atau memburuknya dalam tingkat yang parah pada hubungan kedua negara," tandasnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA