post image
KOMENTAR
Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) Sumut bekerjasama dengan Bank Sumut membagikan bibit dan pohon  kepada masyarakat, Jum'at (16/1/2015).

Sebanyak 3500 bibit  cabe, terong kangkung, sawi, timun, kacang panjang dan  bayam itu dibagikan kepada masyarakat di  Kecamatan Sunggal, Kecamatan Helvetia.

Hadir dalam acara itu, Lurah Helvetia, Lurah Sunggal, Kepling, CSR Bank Sumut, Binmas Polsek Helvetia dan pihak dari PKPA Sumut.

Manager Komunikasi dan Fund Rising  PKPA Sumut Soni Sucihati mengatakan, kegiatan ini  merupakan bagian dari program CSR bank Sumut dalam menciptakan suasana hijau dan lingkungan yang sehat.

"Ada 800 paket yang kita berikan terdiri dari 8 jenis bibit, pohon dan pupuk cair organik yang kita bagikan di dua Kecamatan ditambah dengan 100 kepala keluarga dampingan PKPA," ujarnya usai pemberian bantuan bibit dan pohon di kepada warga di Jalan Kelambir V, KelurahanTanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.

Ia mengaku, bibit dan pohon yang diberikannantinya dapat diberdayakan di rumah dan lingkungan masyarkat itu sendiri.

"Kita berharap dengan adanya bibit ini dapat mengurangi biaya ekonomis bagi masyarakat. Biaya ekonomis yang besar dapat ditekan dan ditabung untuk memenuhi kebutuhan lainnya," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan  melakukan monitoring terhadap masyarakat yang melakukan penaman bibit ini. "Kita lakukan monitoring dari mulai menanan, membberi pupuk hingga memanen," jelasnya.

Ia juga mengaku, pihaknya juga melakukan gotong royong dalam menciptakan keluarga sehat, mandiri melalui konservasi lingkungan berbasis pinggiran kota.

"Gotong royong ini untuk menciptakan lingkungan yang sehat selama ini tidak terjamah. Dalam artian, selama ini gotong royong hanya di fokuskan jalan protoker. Sekarang kita tarik ke dalam. Apalagi ini kawasan padat penduduk,"ujarnya.

Selain menciptakan lingkungan yang bersih indah dan sehat, pihaknya juga ingin mengajak masyarakat untuk melakukan konservasi terhadap lingkungan. Termasuk dalam pemanfaatan dan pengolahan sampah agar lingkungan menjadi hijau.

"Dari kegiatan gotong royong itu kita memiliki harapan, agar masyarakat memasyarakat pemanfaatkan dan mengelola pekarangannya,"jelasnya.[rgu]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya