Insiden penyerangan di kantor redaksi Charlie Hebdo Perancis yang terjadi pada Rabu kemarin (7/1) merenggut 12 nyawa. 10 di antaranya adalah jurnalis, dan dua lainnya merupakan polisi.
Tha Guardian merangkum sejumlah tujuh profil jurnalis surat kabar satiris mingguan yang menjadi korban tewas itu.
1. Stéphane Charbonnier
Pria berusia 47 tahun yang akrab dipanggil Charb itu merupakan editor Charlie Hebdo sejak tahun 2009 lalu. Charb juga merupakan karikaturis utama koran tersebut.
Sebelum bergabung dengan Charlie Hebdo, Charb sempat menjadi kartunis bagi majalah komik Franco-Belgian L’Echo des Savanes, Fluide Glacial, dan harian Humanité.
Charb sendiri telah berada di bawah perlindungan polisi sejak November 2011, tepatnya ketika kantornya diserang setelah menerbitkan edisi khusus yang dinilai mengejek Nabi Muhammad dan Islam.
Menanggapi penyerangan itu, pada tahun 2012 Charb pernah menuturkan kepada majalah Tel Quel bahwa ia tidak merasa takut dengan serangan semacam itu. I
"Saya tidak takut akan pembalasan. Saya tidak punya anak atau istri, saya tidak punya mobil, tidak ada kredit," tutur Charb pada saat itu.
"Ini mungkin terdengar sedikit sombong tapi aku lebih suka mati berdiri daripada hidup berlutut," sambungnya.
2. Jean Cabut
Pria berusia 75 tahun yang dikenal dengan panggilan Cabu itu dikenal sebagai seorang kartunis. Ia pernah meluncurkan sejumlah buku komik populer pada tahun 70-80an. Cabu pernah belajar seni di Paris. Karyanya pertama kali diterbitkan di surat kabar L'Union de Reims.
Perjalanan karirnya pernah diisi dengan bekerja di sejumlah media, termasuk Le Canard Enchaine dan Hara-Kiri, serta Charlie Hebdo.
Kemampuannya menggambar karikatur secara cepat membuatnya kerap kali diundang untuk hadir dalam sejumlah acara televisi bertajuk politik.
3. Georges Wolinski
Wolinski merupakan seorang kartunis yang telah lama bergabung dengan Chalie Hebdo. Ia pernah menjadi editor Charlie Hebdo pada awal kemunculannya, yakni antara tahun 1970 and 1981.
Ibunya adalah keturunan Prancis-Italia dan ayahnya adalah Yahudi Polandia. Wolinski sendiri diketahui lahir di Tunisia dan dibesarkan oleh kakek-neneknya di Perancis. Sepanjang karirnya, pria berusia 80 tahun itu, ia pernah bekerja untuk sebagian besar majalah satir dan surat kabar serta majalah utama, termasuk Perancis-Soir, Libération, L'Humanité, Le Nouvel Observateur dan Paris Match. Pada Mei 1968, ia mendirikan surat kabar L'Enrag. Pada tahun 2005 ia pernah diganjar penghargaan kehormatan Legion of Honour.
4. Bernard Verlhac
Pria berusia 58 tahun ini dikenal dengan panggilan Tignous. Ia merupakan kartunis yang dikenal produktif.
Tignous mulai menjadi kartunis pada tahun 1980 sebelum akhirnya pindah ke ranah media. Karya-karyanya dimuat di sejumlah majalah satir, termasuk Charlie Hebdo, majalah komik Franco-Belgia Fluide Glacial, serta majalah berita Perancis. Pada tahun 2011, ia diketahui pernah menulis buku yang mengangkat mantan Presiden Nicolas Sarkozy sebagai topiknya berjudul "Five Years Under Sarkozy".
5. Bernard Maris
Maris dikenal sebagai seorang ekonom dan jurnalis yang menulis di kolom Uncle Bernard di surat kabar Charlie Hebdo. Ia belajar ekonomi di Toulouse, di mana ia mendapatkan gelar profesor. Pada awal karirnya, Maris adalah seorang dosen di mikro-ekonomi di University of Iowa di Amerika Serikat dan bekerja di bank sentral dari Peru. Sebelum kematiannya, selain menjadi anggota dewan Charlie Hebdo, Pria berusia 68 tahun itu diketahui juga mengajar ekonomi di University of Paris-VIII. Maris juga kerap tampil pada sejumlah tayangan televisi untuk membahas isu-isu ekonomi.
Bukan hanya itu, Maris juga merupakan seorang mantan penasihat ilmiah untuk Attac, yakni gerakan internasional yang bekerja untuk alternatif sosial, lingkungan dan demokratis dalam proses globalisasi.
6. Philippe Honoré
Honoré merupakan seniman yang menggambar kartun terakhir yang dipublikasikan di akun resmi twitter surat kabar tersebut, tak lama sebelum pembantaian terjadi. Kartun tersebut memuat pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi yang menyampaikan pesan tahun barunya.
Pria berusia 73 tahun itu adalah seorang seniman otodidak yang menerbitkan ilustrasi pertama di surat kabar daerah Sud-Ouest pada usia 16. Dia melanjutkan karirnya dengan bekerja untuk sejumlah surat kabar utama Perancis seperti Le Monde dan Libération, dan telah dengan Charlie Hebdo sejak tahun 1992.
7. Michel Renaud
Ia merupakan seorang mantan wartawan yang merupakan pendiri festival budaya di Clermont-Ferrand.
Insiden penyerangan kantor redaksi itu sendiri dilakukan oleh tiga orang pelaku yang mengenakan masker dengan menggunakan senjata laras panjang AK-47. Ketika melancarkan aksinya, para penyerang berteriak dan mengatakan bahwa mereka adalah anggota Al Qaeda di Yaman.
Charlie Hebdo sendiri diketahui merupakan surat kabar mingguan yang kerap memuat kartun, laporan, polemik, dan lelucon. Surat kabar tersebut pertama kali muncul pada tahun 1969-1981
dan sempat berhenti sebelum akhirnya dibangkitkan pada tahun 1992. Charlie Hebdo diketahui terbit setiap hari Rabu.
Serangan kemarib bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Pada tahun 2011, surat kabar tersebut diketahui pernah mengalami serangan terorisme terkait kartun kontroversial Nabi Muhammad.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA