Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musibah alam di Indonesia selama tahun 2014 masih merupakan ancaman yang nyata.
"Dari 1.525 kejadian bencana, telah menyebabkan 566 orang tewas, 2,66 juta jiwa mengungsi dan menderita, lebih dari 51 ribu rumah rusak, dan ratusan bangunan umum rusak," papar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB seperti dilansir Kantor Berita Politik Rakyat Merdeka Online, Rabu (31/12).
Sedangkan kerugian ekonomi mencapai puluhan triliun rupiah, seperti dampak kebakarah hutan dan lahan Rp 20 triliun, banjir Jakarta Rp 5 triliun, banjir di Pantura Jawa Rp 6 triliun, banjir bandang di Sulawesi Utara Rp 1,4 triliun, banjir dan longsor di 16 kab/kota di Jawa Tengah Rp 2,1 triliun, dan sebagainya.
"99 persen bencana adalah bencana hidrometeorologi," ujarnya.
Dijelaskan, puting beliung adalah jenis bencana yang paling dominan selama 2014 yaitu 496 kejadian, kemudian banjir (458) dan longsor (413). Dalam tiga tahun terakhir puting beliung memang jenis bencana yang paling banyak terjadi. Bahkan menyebabkan korban jiwa 57 tewas, sebanyak 10.707 jiwa mengungsi, dan lebih 23 ribu rumah rusak selama 2014.
"Ancamannya makin meningkat dan menyerang semua wilayah, baik perdesaan maupun perkotaan," bebernya.
Selanjutkan, BNPB juga menyampaian longsor adalah bencana yang paling mematikan selama 2014. Ada 343 orang meninggal dan hilang akibat longsor, atau 60 persen dari dari total korban tewas akibat bencana.
Longsor di Banjanegara yang menyebabkan 99 jiwa tewas dan 11 jiwa hilang merupakan bencana dengan korban terbanyak. Konsentrasi bencana terbanyak adalah di Provinsi Jabar (290 kejadian), Jateng (272), Jatim (213), Aceh (51), dan Sumsel (480). Dilihat dari sebaran kab/kota, maka paling banyak ada di Bogor (37), Bandung (31), Sukabumi (29), Garut (26), dan Cianjur (23).
"Pemda Jabar hendaknya memperhatiikan hal ini. Sebab bencana selalu berulang pada daerah-daerah ini," imbuhnya.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA