Awan Cumulonimbus (CB) adalah bukan hal yang aneh dalam dunia penerbangan. Indonesia sebagai daerah tropis dan sekarang sedang musim penghujan, awan CB mudah saja terlihat dan bisa dilihat kasat mata.
"Jadi, awan CB ini bukan hal yang aneh. Apalagi di pesawat ada radarnya, jadi sangat mudah terbaca," ujar pengamat penerbangan Alvin Lee kepada redaksi, Senin pagi (29/12).
Seperti diketahui, berdasar foto satelit dari BMKG, awan CB sudah terbentuk seperti pagar, panjang awan CB sekitar 100 mil (160,9 kilometer). Awan tersebut membentang mulai dari di atas sekitar Bangka Belitung hingga di atas Kalimantan Selatan.
Menurut Alvin, 100 kilometer lagi jauh awan CB dari pesawat, radar pesawat sudah bisa mendeteksinya, warna merah di radarnya akan menyala. "100 kilometer itu cukup waktu untuk menghindar, pilot bisa bermanuver," ujar dia.
Namun begitu, Alvin tidak mau menduga-menduga, apakah sang pilot melakukan menuver dari jarak 100 kilometer atau seperti apa.
Yang pasti, lanjut mantan anggota DPR ini, apabila pesawat menabrak awan CB, pesawat akan mengalami kerusakan, seperti mengalami kerusakan kelistrikan dan kerusakan mesin.
Alvin hanya berdoa, agar 155 penumpang dan 7 kru pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak sejak Minggu pagi (28/12/2014), bisa ditemukan dan semua selamat.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA