Seluruh rakyat Indonesia ikut merasakan kesedihan yang dialami keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura tadi pagi (Minggu, 28/12). Pesawat itu hilang sejak sekitar pukul 7.00 WIB tadi.
Kini harapan berada di tangan Tim Pencari dan Penyelamat dari Basarnas, TNI AL dan TNI AU, yang juga diperkuat oleh negara-negara tetangga, Singapura, Malaysia dan Australia.
Pihak asing mengakui kemampuan Indonesia dalam operasi pencarian dan penyelamatan adalah yang paling baik di kawasan Asia.
Hal ini sebagian karena pengalaman dalam menangani sejumlah kecelakaan pesawat dan ferry di masa lalu, juga karena Indonesia memiliki lokasi geografis yang unik.
Pendapat itu disampaikan pengamat penerbangan Greg Waldron.
"Indonesia punya banyak pengalaman dengan bencana. satu hal, mereka sangat baik dalam mengidentifikasi kecelakaan," ujar Redaktur Pelaksana FlightGlobal, sebuah penerbitan industri penerbangan di Asia ini.
Waldron mengatakan, otoritas di Indonesia seharusnya bisa dengan cepat menemukan lokasi pesawat yang hilang itu. Namun demikian, dia menambahkan, cuaca buruk dapat memperlambat upaya pencarian dan penyelamatan.
Kelebihan lain yang dimiliki Indonesia adalah hubungan baik dengan dinas investigasi penerbangan di dunia termasuk Dewan Keselamatan Penerbangan Nasional AS.
Dia mencontohkan kesiapsiagan pihak Indonesia itu misalnya pada kecelakaan Boeing 737-800 yang dioperasikan Lion Air saat mendarat di Denpasar, Bali, bulan April 2013. Di awal Mei pihak Indonesia sudah bisa memberikan laporan lengkap mengenai penyebab kecelakaan.
Juga dalam kasus kecelakaan Sukhoi Superjet yang menabrak Gunung Salak di bulan Mei 2012. Laporan lengkap bisa disampaikan pada bulan Agustus.
Ahli lain, Mark Martin, mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki pesawat tanpa awak yang dapat membantu pencarian ke seluruh wilayah laut yang diduga sebagai lokasi kecelakaan.
"Bila pesawat itu jatuh, saya yakin akan dapat diketahui secara cepat dan upaya penyelamatan bisa berhasil," kata dia seperti dikutip dari Wall Street Journal.
Martin berharap pilot pesawat AirAsia QZ8501 mengenal dengan baik rute penerbangan Surabaya menuju Singapura sehingga dapat mudah menghadapi cuaca buruk dalam penerbangan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA