Pelabuhan Singapura hingga saat ini masih menjadi favorit di kawasan perairan Selat Malaka. Tingkat kunjungan kapal dagang yang melakukan bongkar muat barang di pelabuhan tersebut masih menjadi yang tertinggi dibanding dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya pada jalur perdagangan tersibuk di dunia tersebut.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, Iman Ahmad Sulaiman mengatakan, kunjunga kapal kargo yang melakukan bongkar muat di pelabuhan Singapura (Port of Singapore) mencapai 60 juta teus per tahunnya. Angka kunjungan ini kalah jauh dibandingkan dengan kunjungan pada pelabuhan lain seperti Port Klang, Malaysia maupun Pelabuhan Belawan di Belawan, Indonesia.
"Frekuensi kunjungan di Pelabuhan Singapur mencapai 60 juta teus pertahun, sementara di Belawan hanya 1 juta teus," katanya saat memberikan paparan dalam acara Ujian Anggota PWI Sumatera Utara, di Gedung PWI Sumut, Selasa (23/12/2014).
Minimnya kunjungan kapal kargo di Pelabuhan Belawan ini juga menurutnya disebabkan berbagai faktor seperti sarana dan prasarana yang masih kalah dibandingkan dengan Port Klang di Malaysia dan Port of Singapore di Singapura.
"Salah satunya yakni kendala alur, dimana belawan yang terletak di muara selalu mengalami pendangkalan setiap tahun. Sehingga kita selalu melakukan pengerukan hingga 1,6 juta kubik pertahunnya," ungkapnya.
Untuk menarik minat kunjungan kapal kargo tersebut, pihak PT Pelindo I saat ini sedang merancang sejumlah pengembangan pelabuhan yang berada di wilayah kerja mereka terutama Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Pengembangan tersebut antara lain menambah kapasitas dermaga di Belawan serta percepatan pembangunan terminal untuk segala jenis keperluan (Terminal Multi Purpose) di Pelabuhan Kuala Tanjung.
"Untuk Belawan kita sedang mengupayakan penambahan kapasitas dermaga sepanjang 1.700 meter (20 juta teus), dan juga pembangunan terminal multi purpose di Kuala Tanjung," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA