Jika pembangunan tempat wisata baru atau revitalisasi di Teluk Benoa berjalan maka diprediksi masa kunjung para wisatawan di Bali akan semakin panjang. Saat ini, masa kunjung wisatawan di Bali relatif pendek atau sebentar karena kondisi Bali yang mulai macet, terutama di kawasan Kuta dan Legian.
Dengan keberadaan destinasi wisata di luar Kuta dan Legian, yang memiliki akses dan fasilitas khusus, para wisatawan bisa berlama-lama untuk menikmati Bali. Terlebih, revitalisasi Teluk Benoa menawarkan fasilitas lebih bagi wisatawan yang tidak dijumpai di Kuta, Legian, ataupun Nusa Dua.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi (Senin, 22/12).
"Dilihat dari gambar maketnya, ada segmentasi market khusus bagi wisatawan yang ingin fasilitas lebih yang berbeda dari di Kuta, Legian, dan Nusa Dua. Kenikmatan untuk stay atau tinggal di situ lebih lama akan lebih menarik bagi para wisawatan," katanya.
Didien, yang juga menjabat Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia (Gahawisri), juga mengatakan bahwa dengan bertambahnya masa kunjung wisatawan di Bali, maka secara otomatis akan meningkatkan perekonomian yang lebih besar lagi bagi masyarakat Bali.
Kondisi Teluk Benoa saat ini sangat memprihatinkan. Terjadi pendangkalan yang mengkhawatirkan terhadap kehidupan hutan mangrove akibat sedimentasi. Bahkan, sekarang ini Teluk Benoa dipenuhi sampah, baik sampah sisa pembangunan jalan tol, maupun sampah rumah tangga. Setiap hari tidak kurang sampah yang diangkut mencapai empat truk.
Kondisi ini mendorong pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 51 tahun 2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di teluk Benoa yang luas keseluruhannya mencapai 3300 Ha terdiri hutan mangrove 1400 ha dan sisanya perairan yang telah alami sedimentasi.
Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan UNHAS menghasilkan kawasan Teluk Benoa dapat di revitalisasi. Menurut rencana dari luas keseluruhan 3300 Ha yang akan direvitalisasi 1400 Ha. Revitalisasi teluk Benoa dilakukan setelah melakukan kajian lingkungan, sosial dan budaya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA