post image
KOMENTAR
Salah satu penyebab krisis listik di Wilayah Sumatera Utara, khususnya Medan, adalah karena pasokan gas bumi yang tersendat. Padahal krisis itu sebelumnya sudah diramalkan akan terjadi pada beberapa tahun ke depan.

Menurut pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo, ia pernah memperkirakan bahwa pengalihan FSRU Belawan ke Lampung akan menuai masalah di kemudian hari. Ternyata kekhawatiran itu terjadi saat ini, dan Sumatera Utara engalami krisis listrik karena kekurangan gas bumi untuk pembangkit listrik. Tidak hanya itu, industri kecil dan rumah tangga juga kelabakan mendapatkan aliran listrik maupun pasokan gas bumi.
 
Agus menegaskan commissioning pipa gas dari Arun ke Belawan tidak serta merta menyelesaikan krisis energi Sumatera Utara. Persoalan di Sumatera Utara hanya bisa diatasi kalau ada niat baik dari kedua BUMN yang saat ini menangani bisnis gas bumi baik PGN maupun Pertamina. Pertamina tidak boleh arogan terhadap PGN, demikian juga PGN tidak boleh menjelek-jelekkan Pertamina.

"Dua BUMN besar ini terbukti menunjukkan kinerjanya demi kemakmuran rakyat. Jika mereka terus berseteru, maka yang rugi adalah rakyat. Karenanya, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said harus duduk bersama menuntaskan persoalan ini. Pemerintah harus segera membuat keputusan agar penderitaan rakyat Sumatera Utara khususnya Kota Medan cepat terselesaikan," katanya, Sabtu, (13/12).
 
Terhadap dua BUMN yang sering berserteru Agus menyarankan agar cepat sadar bahwa perseteruan tak akan membuahkan hasil yang baik. Ia menyarankan kepada Pertamina agar tetap fokus pada bisnis hulu, sementara PGN fokus di sektor hilir.

Agus menyesalkan tindakan kedua BUMN tersebut yang tidak produktif dengan memanas-manasi satu sama lain. "Jangan lagi ada stereotype bahwa PGN tidak nasionalis, dan Pertamina nasionalis. Nasionalisme diukur dari seberapa besar mereka bias member kemakmuran buat rakyat. PGN dan Pertamina sama-sama berjuang untuk kepentingan rakyat, maka dua-duanya harus kita dukung," tegasnya.
 
Data Asosiasi Pengusaha Pengguna Minyak dan Gas (Apimigas) Sumatera Utara  menyebutkan ketiadaan pasokan gas bumi di Medan mengakibatkan efek domino pada masyarakat luas, pelaku industridan pemerintah daerah setempat di Medan. Terhentinya pasokan gas kepada pengguna gas di wilayah Medan turut mempengaruhi pengaruh omsetproduksi jasa industri maupun komersial. Apabila pada tahun 2011, omset yang dihasilkan dari pengguna gas bumi adalah kurang lebih dapat mencapai Rp 91.05 miliar per bulan dimana pasokan gas padatahun tersebut mencapai 16 BBtud, maka pada tahun 2014 ini hanya mencapai Rp 35 miliar per bulan dengan jumlah pasokan gas sebesar 10 BBtud.
 
Selain mengakibatkan dampak ekonomi secara langsung, kekurangan pasokan gas juga mengancamtutupnya industri di wilayah Medan terutama industri yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakutunggal. Tutupnya industri secara langsung juga akan mempengaruhi jumlah lapangan pekerjaan masyarakat di wilayah Medan. Pada tahun 2011 sektor industri dan komersial dapat menyerap tenagakerja sebanyak 20.114 orang, sedangkan pada tahun 2014 berkurang menjadi 12.320 orang sehubungan dengan tutupnya beberapa industri di wilayah Medan. [hta/rmol]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas