Diduga, pasangan suami istri, Syamsul dan Randika terlebih dahulu memutilasi mayat korban pembunuhan mereka sebelum dikuburkan di samping rumah mereka.
Hal ini terlihat dari potongan tulang yang ditemukan oleh tim gabungan Polresta Medan, DVI, Dokpol dan Dinas Bina Marga Kota Medan dalam penggalian yang dilakukan.
Dimana, potongan tulang, baju, celana dalam itu ditemukan diberberapa tempat terpisah seperti di teras dan di tempat menjemur pakaian di samping rumah tersangka.
"Kita duga jasad PRT sebelum dikubur terlebih dahulu dimutilasi. Biasanya, jasad jika dikuburkan selama bertahun tahun tulangnya tidak akan hancur. Tapi ini kita temukan tulang-tulang tersebut sudah hancur di dua lokasi. Bisa saja proses alami, tapi bisa juga ada dibantu untuk dihancurkan,”kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, Kamis (11/12) sore.
Namun, katanya, pihaknya belum berani memastikan terkait temuan tulang-tulang tersebut apakah dimutilasi atau tidak. “Belum bisa kita pastikan, tunggu keterangan resmi dari tim DVI dan Dokpol Poldasu. Saat ini masih dilakukan penyidikan," katanya.
Seperti diberitakan, polisi mulai membongkar bagian lantai rumah Syamsul Anwar Senin (8/10) sore. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan informasi mengenai adanya korban tewas lain yang dikuburkan di lokasi itu.
Pembongkaran lantai rumah Syamsul ini dilakukan setelah mendapat informasi dari seorang saksi yang mengaku pernah mendengar adanya penguburan di lantai rumah milik Syamsul dan Randika.
Dari rumah milik Syamsul Anwar itu diselamatkan tiga PRT perempuan, yaitu Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang, dan Rukmiani (43) asal Demak.
Kondisi ketiga perempuan itu memprihatinkan. Mereka mengaku kerap dianiaya. Di antara korban mengaku tidak digaji selama bertahun-tahun bekerja di sejumlah lokasi. [hta]
KOMENTAR ANDA