Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Herri Zulkarnain Hutajulu menyebutkan, ada tiga poin penting penyebab tidak tercapainya target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan selama ini. Pertama, target yang dibebankan terlalu besar atau tidak sesuai dengan potensi yang ada. Kedua, tim yang mengelola tidak solid, dan ketiga, masih dikerjakan dengan sistem manual. Menurutnya tidak tercapainya target PAD setiap tahun adalah kesalahan sejak awal. Dimana para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dibebankan target yang tinggi. Sehingga sulit mencapai target tersebut. Kondisi ini juga menunjukkan bahwasanya penetapan target pendapatan tidak berdasarkan potensi yang ada.
Meskipun dibebankan target PAD yang begitu tinggi, sambung Herri, Kepala SKPD tidak dapat membantah, mereka hanya menerima walaupun itu diketahui cukup sulit untuk mewujudkannya. Seharusnya ada argumen yang disampaikan, tidak hanya menerima bulat-bulat apa yang diberikan. Akibatnya setiap tahun target PAD tidak tercapai.
"Ini kesalahan pemimpin yang lama (Rahudman Harahap-red). Terlalu memaksakan diri. Prediksi boleh, tapi realitanya seperti apa. Jangan memprediksi yang salah. Ini sikap pemimpin otoriter. Mereka yang tidak tercapai dievaluasi atau dipindahkan. Dan ini dijadikan alasan untuk melakukan pergantian SKPD," ketusnya, Rabu (3/12/2014).
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Irwan Ritonga mengungkapkan, tidak mungkin dan tidak pernah terjadi target PAD maupun APBD menurun. Sebab, masyarakat akan bertanya-tanya. Penetapan target PAD berdasarkan potensi yang ada dan disepakati bersama.
"Tidak mungkin turun. Masyarakat akan bertanya-tanya. Semua itu sudah diputuskan bersama dengan melihat potensi dan kemampuan. Bukan dibuat-buat begitu saja," tandasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA