Pasca kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, keresahan warga semakin bertambah. Pasalnya kenaikan harga BBM ini memicu kenaikan harga elpiji ukuran 3kg di pengecer. Salah seorang warga Kel.Harjosari I, Kec. Medan Amplas Tomi menuturkan, di daerah tempat tinggalnya elpiji ukuran 3 kg (subsidi) seperti barang langka. Jikapun ada harganya di atas harga pasaran.
"Susah nyari gas 3kg di daerah kami bang. Kalaupun ada, harganya Rp 20 ribu. Itu pun harus memohon sama yang jual. Karena mereka punya langganan," ungkapnya kepada MedanBagus.Com, Minggu (30/11).
Hal berbeda diungkap Rosmawati warga Kel.Pulo Brayan Darat I, Kec.Medan Timur. Ia mengaku, kalau harga elpiji 3 kg di daerahnya mencapai Rp 30 ribu per tabung.
"Kalau di tempat kami lebih mahal lagi bang. Rp 30 ribu per tabung. Udah mahal susah lagi nyarinya. Kenapa bisa kayak gini ya, bang," herannya.
Sementara itu, Walikota Medan Dzulmi Eldin sempat kelakukan sidak ke salah satu agen (PT Karya Elgas) yang beralamat di Jl.Brigjen Katamso. Menurut Eldin berdasarkan hasil sidak tersebut, kelangkaan elpiji 3 kg dikarenakan peralihan masyarakat pengguna elpiji non subsidi (12 kg) ke elpiji subsidi (3 kg).
Apa pun alasannya, masyarakat hanya menginginkan seluruh kebutuhan dasar mereka terpenuhi, meskipun dalam situasi seperti sekarang ini. Masyarakat butuh bukti nyata bukan pencitraan yang sering dilakukan para pejabat di Kota Medan. [hta]
KOMENTAR ANDA