Tiga orang PRT yang diselamatkan polisi dari rumah tempat penyekapan dan penyiksaan, tak kuasa menahan tangis sembari menceritakan pengalaman pahit mereka atas perlakuan tidak manusiawi keluarga Samsul Anwar dan Radika beserta keluarga dan para pekerja pemilik PT Maju Jaya tersebut.
Dengan suara bergetar menahan haru, salah seorang diantara mereka, Endang Murdaningsih (55) yang sudah 5 tahun mengalami penyiksaan mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian yang telah menyelamatkan nyawa mereka.
"Kami beruntung sudah dibantu polisi. Kami berterima kasih Pak, sudah diselamatkan. Mereka (tersangka) ini semua pembunuh Pak," katanya dihadapan Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, Jumat (28/11/2014).
Endang dan dua rekannya, Anis Rahayu (25) dan Rukmiani (43), mengaku hampir setiap hari mereka dianiaya karena hal-hal yang sepele seperti kurang cepat saat dipanggil, disebut lakukan kesalahan dan sebagainya. Bahkan saat menyuruh, mereka juga tidak jarang ditampar dan ditendang serta dipukul menggunakan gagang sapu, sendok kayu, tali pinggang hingga kemoceng.
"Saya pulang dari rumah majikan, digebuki, ditendang. Yang sadis yang ibunya, dia suka menendangi," ucap Endang yang sudah 5 tahun disalurkan bekerja tanpa digaji.
Para PRT ini pun diberi tempat yang tidak layak. Mereka tidur di lantai, di samping kucing peliharaan keluara Syamsul.
Mereka terkadang tidak diberi makan.
"Bahkan teman kami Cici yang meninggal itu dikasih dedak sebelum dia mati," sambung Endang.
Para PRT ini mengatakan Cici dianiaya hingga tewas. Mereka melihat perempuan itu direndam di kamar mandi.
"Cici itu sama saya dari yayasan di Jakarta. Orang yayasan titip ke mereka supaya kami dijaga, tapi mereka memperlakukan kami seperti ini. Mereka ini pembunuh Pak," sambung Rukmiani.[rgu]
KOMENTAR ANDA