Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad H Wibowo,dilansir rmol.co, Kamis, (27/11/2014).
Kudatuli yang dimaksud merupakan kepanjangan Kerusuhan 27 Juli, yang terjadi di tahun 1996. Peristiwa ini merujuk pada penyerangan kantor DPP PDI, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Kantor DPP PDI, yang terletak di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat itu dikuasi oleh pendukung Megawati Soekarnoputri. Sementara penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi, yang merupakan Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan. Banyak yang percaya, di antara massa penyerang itu adalah aparat polisi dan TNI.
Banyak juga yang percaya, pemerintahan Presiden Soeharto yang berkuasa saat itu, melalui aparatnya, berada di balik penyerangan tersebut. Tujuan mereka adalah melemahkan kekuataan oposisi dan menggulingkan Megawati.
"Sangat ironis karena (kerusuhan di DPP Golkar) terjadi ketika PDI Perjuangan menjadi partai pemerintah," ungkap Dradjad.
Lebih-lebih, lanjut Dradjad, ditambah dengan pernyataan-pernyataan Menko Polhukam Tedjo Edhi, yang meminta polisi tak mengeluarkan izin Munas Golkar di Bali, yang sepertinya menunjukkan ia tidak demokratis dan kurang menguasai UU.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA