post image
KOMENTAR
Himpunan Mahasiswa Al Wasliyah (Himmah) menyatakan dengan tegas menolak keputusan pemerintah Jokowi-JK dengan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Hal itu ditegaskan ketua Umum Pimpinan Pusat Himmah, Aminullah Siagian usai pembukaan Rakernas Himmah di Hotel Madani, jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis (20/11) malam.

"Kita tegas menolak kenaikan harga BBM, Jokowi munafik terhadap janji kepada masyarakat," tandas Aminullah.

Menurutnya, keputusan resmi penolakan itu akan menjadi bagian penting dalam rekomendasi Rakernas Himmah yang dihadiri 16 Perwakilan Wilayah se Indonesia yang akan berlangsung hingga Sabtu 22 November nanti.

"Kita akan perintahkan kepada tiap daerah untuk membuat rekmendasi kepada tiap Pemerintah Daerah. Teknisnya, kalau harus turun kejalan, itu kewenangan daerah," jelas Aminullah.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Himmah Sumut, Nurul Yakin Sitorus mengatakan, jika penolakan kenaikan tidak membuahkan hasil, pihaknya akan mengawal pengalihan subsidi BBM dalam tiga program yang digadang-gadang Jokowi-JK.

"Kita akan mengawal Kartu Sakti Jokowi, kan disebut-sebut pengalihan ini dari dari subsidi konsumtif ke subsidi produktif," kata dia.

Menurut Yakin, sebelum menaikkan harga BBM, seharusnya pemerintah menyiapkan terlebih dahulu perangkat dan infrastruktur agar masyarakat bersiap dengan kenaikan itu.

"Kerangka brfikirnya, siapkan dlu, infrastrkturnya dan perangkatnya. Baru pemerintah kasih aba-aba (menaikkan BBM), selain itu berantas dulu mafia migasnya," kata Yakin.

Selain itu, khususnya di Sumatera Utara, Yakin mendesak penegak hukum untuk serius menelusuri dugaan-dugaan permainan dalam distribusi BBM. Menurutnya, kehilangan BBM yang terjadi di beberapa daerah di Sumut tidak masuk diakal.

"Kita akan sampaikan kepada penegak hukum soal permainan BBM. Banyak 'lost oil' perbulan tidak rasional. Misalnya sibolga, mencapai 20 sampai 30 ton. Gak mungkin dimaklumi aja. Selain itu, Mitra Penyalur Migas untuk mentukan jatah migas, kita indikasikan ada juga permainan. Kita minta ini juga diusut," tandasnya.

Selanjutnya, Yakin mengingatkan, kenaikan BBM di Indonesia bisa saja malah menimbulkan permainan mafia baru. Yakni, penjualan BBM yang didatangkan dari luar negeri.

"Ini malah bisa jadi logika terbalik, Indonesia malah jadi pasar basah menjual BBM. Karena di Indonesia harga BBM tinggi," ujarnya.[rgu]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa