Wakil Ketua DPRD Medan Iswanda Nanda Ramli meminta Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Walikota Dzulmi Eldin, membuat langkah preventif untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Pasalnya di tahun tersebut, seluruh investor maupun pekerja asing akan berlomba-lomba mencari peruntungan nasib di Indonesia, khususnya Medan. Hal itu di utarakan Nanda, mengingat era perdagangan bebas ini sudah di depan mata, namun belum di dukung Sumber Daya Manusia yang siap bersaing.
Menurut Nanda, jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM yang baru saja di resmikan Presiden Jokowi, pengusaha asing yang bergerak di sektor perminyakan akan dengan mudah mendirikan usahanya (Galon Minyak) di Kota ini.
"Malaysia saja menurunkan harga BBM-nya. Nah kita malah menaikkan harga BBM walaupun harga minyak dunia tengah turun. Saya khawatir akan terjadi ekspansi besar-besaran di kota ini, galon milik asing akan menjamur dan masyarakat akan beralih mengkonsumsi BBM produksi luar yang kualitasnya lebih baik tapi harganya sama. Secara tidak langsung, Pertamina akan ditinggal pelanggan dan bisa terjadi PHK massal di tubuh Pertamina. Ini yang harus di khawatirkan pemerintah," ungkapnya kepada medanbagus.com, Kamis (20/11/2014).
Tidak hanya dari sektor BBM kita diserang, sambung Nanda, dari produksi sparepart juga dikhawatirkan akan membunuh pengusaha lokal. Karena kenaikan BBM ini berdampak ke seluruh sektor usaha yang ada di negeri ini. Karena, negara Cina mampu memproduksi sparepart dalam skala besar, tapi harganya jauh dibawah pasaran kita. Disamping itu, pasca kenaikan harga BBM, para pengusaha angkutan sudah mengeluhkan kenaikan sparepart yang mencapai 200-300 persen.
"Akibatnya apa, masyarakat, pelajar dan Mahasiswa menjadi korban dari kebijakan tak populis ini. Untuk itu lah pemerintah harus mempersiapkan langkah yang kongkrit, agar masyarakat kita mampu bersaing dengan bangsa luar," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA