Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memantau perkembangan bentrokan di Markas Brimob Batam, Kepulauan Riau, Rabu (20/11). Presiden Jokowi telah memerintahkan pada Polri dan TNI agar tidak bentrok.
"Pak Jokowi meminta untuk terus memantau situasi sampai kembali kondusif," kata Menteri Koordinator Bidan Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijatno, Rabu (19/11/2014) malam.
Menurut Menko, perkembangan bentrok antara aprat Polri dan TNI di Batam sudah ia laporkan kepada Presiden Jokowi.
"Semalam kami monitor. Lewat tengah malam saya cek situasi terakhir di Batam, lalu pukul 01.30 dini hari tadi saya laporkan ke beliau. Saya pastikan situasi sudah bisa dikendalikan," kata Tedjo, Kamis (20/11/2014) pagi.
Dalam kasus bentrokan itu, satu anggota TNI terkena tembakan. Satu korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Embung Fatimah, Batu Aji, Batam.
"Sekarang sedang dimonitoring. Di sana sudah ada KSAD, Pangdam. Dan hasilnya bakal dilaporkan pada pusat di Jakarta," ujar Tedjo.
Menko Polhukam berharap seluruh pasukan TNI yang terlibat bentrok untuk segera kembali ke Markas.
"Diharapkan kondisinya kembali aman," ujarnya.
Adapun Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayjen Fuad Basya mengemukakan, kondisi di Batam pagi ini telah kondusif.
Fuad menyatakan, perselisihan antara anggota Yonif 134/TS dan personel Brimob di Riau dipicu oleh masalah sepele.
"Empat anggota kami (TNI) sedang ngopi di warung. Kemudian melintas beberapa anggota Brimob. Di situ terjadi saling tatap," kata dia.
Dari saling tatap di Jalan Trans Barelang, Kecamatan Sagulum itulah, ujar Fuad, tanpa alasan jelas terjadi adu mulut di antara kedua pihak. Situasi sempat mereda, namun anggota Yonif dan personel Brimob itu malah memanggil rekan-rekannya. Pertikaian pun tak terhindarkan.
Peristiwa bentrokan antara aparat TNI dan Polri ini bukan kali pertama di Batam. Akhir September, empat anggota TNI diserang oleh personel kepolisian. Penyerangan itu menyebabkan empat tentara tersebut terluka tembah.[rgu/setkab]
KOMENTAR ANDA