Pegiat media sosial sedih mengetahui kapal TNI kekurangan BBM untuk berpatroli. Tweeps berharap pemerintah meningkatkan anggaran pengadaan BBM untuk TNI.
Di jejaring sosial twitter, account @ganidarmawan sedih mengetahui pengoperasian kapal TNI terhambat karena kekurangan BBM.
Kasihan TNI, ini kayaknya imbas dari subsidi BBM yang salah sasaran,” kicaunya.
Account @mustofaakbar menyarankan, pemerintah menambah anggaran operasional untuk pengadaan BBM bagi kapal perang TNI.
Anggarannya perlu ditambah. Jangan sampai tugas negara terhalang karena kurang bensin,” katanya.
Account @Bdhary berharap, PT Pertamina menambah jatah subsidi BBM untuk TNI. Diingatkanya, Indonesia dalam bahaya jika kapal TNI tidak bisa beroperasi.
Tambah jatah BBM subsidi sebagai solusi,” bebernya.
Account @adhyreizki mengingatkan, negara lain akan meledek Indonesia, jika tahu kapal patroli TNI tidak bisa berlayar karena kekurangan BBM.
Masak kapal patroli banyak yang nganggur brur, mau ditaruh dimana muka Indonesia nantinya,” sindirnya.
Account @alvin_bargaz berharap, pemerintahan Jokowi-JK merealisasikan janji kampanye meningkatkan anggaran untuk TNI.
Jangan sampai mereka cari uang bensin sendiri,” ingatnya.
Account @dennybahari memperingatkan semua pihak agar tidak menyepelekan kekurangan BBM kapal patroli TNI.
"Perlu respons cepat. Jangan tunggu kekayaan laut kita dijarah baru sadar,” ujarnya.
Account@fayakhun mengusulkan, PT Pertamina memutihkan utang pengadaan solar untuk TNI.
"Kasihan, utangnya dievaluasi saja,” sarannya.
Account @danarbowo usul, penggunaan bahan bakar alternatif bagi kapal patroli TNI.
Bahan bakar kapal TNI diganti BBG saja pak,” usulnya.
Account @Adhi Nugroho tak menyangka, TNI sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan negara kekurangan BBM.
Negara yang katanya kaya, tetapi aparatnya pun kekurangan BBM,” herannya.
Tugas TNI Angkatan Laut dalam mengamankan teritori di Indonesia nyatanya tak bisa berfungsi maksimal. Sebab, dana anggaran BBM untuk kapal-kapal patroli laut sangat minim. TNI bahkan sampai harus berutang Rp 6 triliun untuk mengoperasikan kapal patroli ini.
Selama ini, kami utang ke Pertamina, utang jadi makin banyak. Utang terakhir TNI itu sekitar Rp 6 triliun. Nggak tahu tuh mau diputihkan atau bagaimana,” kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Kantor Presiden, kemarin.
Moeldoko mengungkapkan bahwa kapal laut yang dimiliki TNI AL saat ini berjumlah 64 unit. Kapal-kapal itu terdiri dari jenis kapal frigate, kapal corvette, kapal patroli, kapal selam, kapal hidrografi, hingga kapal penyapu ranjau.
Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki TNI AL, Moeldoko bahkan melontarkan candaan. Ini kapal nelayan kecil lawan kapal perang. Jangan sampai nyamuk digebuk pakai meriam,” guyonnya.
Meski memiliki kecanggihan yang mumpuni, kapal-kapal milik TNI AL itu nyatanya tak bisa beroperasi lantaran tidak adanya BBM. Akhirnya, banyak wilayah laut Indonesia yang tak terawasi.
Secara kapal, kami cukup banyak. Hanya, sekali lagi, mengerahkan kapal itu urusannya gede banget. Untuk operasi, waduh bisa ribuan ton itu urusan BBM,” ucap Moeldoko.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengungkapkan, kebutuhan ideal BBM bagi kapal patroli TNI AL mencapai 5,6 juta kiloliter per tahun. Namun, kondisi yang terjadi saat ini jauh dari ideal.
Hanya 13 persen saja kami dapat BBM. Jadi, sehari hanya bisa 7-15 kapal. Yang dalam posisi siap sebenarnya ada 60-70 kapal,” ucapnya.
Dengan keterbatasan ini, Marsetio mengaku mensiasatinya dengan memfokuskan pengawasan pada daerah yang rawan illegal fishing, misalnya di perairan Natuna. Di kawasan itu, Marsetio mengaku, sudah menangkap 6 kapal bodong, yakni 3 kapal dari Vietman, 2 kapal dari Malaysia, dan 1 kapal bodong dari Batam.
Jadi, kami nggak mungkin seperti menggergaji laut seperti itu. Kami memfokuskan pada pos-pos di mana ada informasi soal penjarahan ini,” ucap Marsetio.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA