Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (F-SPMI) Wilayah Sumut meminta Walikota Medan meninjau ulang wacana kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) Medan yang mengacu pada Upah Minimun Provinsi (UMP) yang telah di tetapkan Gubsu Gatot Pujo Nugroho beberapa waktu lalu sebesar Rp1.625.000. Menurut para pengunjukrasa, upah layak untuk buruh khususnya Kota Medan sebesar Rp2,6 juta. Pasalnya Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Kota Medan rata-rata diatas Rp2,3 juta."Kami meminta kepada Walikota Medan untuk menempatkan orang-orang yang serius dalam mensurvei KHL di pasaran. Jangan sampai ada rekayasa dalam penetapan KHL, karena yang rugi nantinya masyarakat, termasuk buruh di dalamnya," ucap Ketua F-SPMI Sumut, Minggu Saragih di depan kantor Walikota Medan, Jl.Kapten Maulana Lubis, Senin (17/11/2014).
Sementara itu Pemerintah Kota Medan yang diwakili Sekda Kota Medan Syaiful Bahri berjanji, akan menindak lanjuti aspirasi para buruh.
"Saya mewakili Walikota Medan tidak dapat berbuat banyak atas permintaan saudara-saudara. Tapi saya berjanji, permohonan ini akan kami bahas di tingkat dewan pengupahan kota," jelasnya.
Untuk mengetahui apa saja tuntutan para buruh yang tergabung di F-SPMI Sumut, berikut medanbagus.com mencoba merangkumnya.
1. Tolak kenaikan UMP 2015 sebesar 7,9% (Rp.1.625.000) dan naik menjadi: UMK Sumut Rp2 juta, UMK Medan Rp2,6 juta, UMK Deli Serdang Rp2,4 juta dan UMK Sergei Rp2,2 juta.
2. DPRD Sumut harus memanggil Gubsu dan membahas tentang penetapan UMP yang tidak berpihak kepada burub dan rakyat.
3. Tolak kenaikan harga BBM.
4. Sertakan buruh dalam BPJS yang selama ini terabaikan dan tingkatkan pelayanan/fasilitas BPJS Kesehatan.
5. Sertakan buruh dalam BPJS Ketenagakerjaan dan laksanakan jaminan pensiun 1 Juli 2015.
6. Tolak pemadaman listrik yang sangat merugikan masyarakat dan dunia usaha.[rgu]
KOMENTAR ANDA