Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kabinet Kerja, yang dihadiri oleh Gubernur dan Kapolda seluruh Indonesia, serta para menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Dalam arahannya, Presiden Jokowi menyinggung postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini yang makin berat, terutama karena besarnya subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Presiden Jokowi mengajak semua peserta Rakornas untuk membandingkan subsidi BBM dikaitkan untuk pembangunan pendidikan dan kesehatan.
"Coba bandingkan selama 5 tahun subsidi BBM Rp 714 triliun, sedang untuk kesehatan hanya Rp 202 triliun, kemudian insfrastruktur Rp 577 ttiliun. Ini yang mau kita buka terkait subsidi !!. Ini. Ini hanya dibakar-dibakar saja," tegasnya dilansir laman setkab.go.id.
Presiden meminta para gubernur untuk memahami, dan menjelaskan kepada masyarakat masalah besarnya subsidi BBM yang melebihi anggaran untuk kesehatan dan pembiayaan infrastruktur itu.
"71 Persen yang menikmati subsidi menengah ke atas, ini hasil studi," lanjut Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyampaikan tantangan ekonomi baik eksternal maupun internal yang membuat defisit neraca berjalan.
"Faktor eksternal menyangku masalah suku bunga The Fed, harga komoditas global stagnan. Adapun faktor internal menyangkut besarnya subsidi BBM, dan defisit neraca berjalan," kata Jokowi.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan rencana pemerintah untuk melakukan pengalihan subsidi BBM ke subsidi pupuk dan benih, irigasi dan bendungan.[rgu]
KOMENTAR ANDA