Puluhan massa dari LSM Strategi Sumatera Utara Kamis (30/10) berunjuk rasa di gedung Kejaksaan Tinggi Sumut jalan Abdul Haris Nasution Medan. Puluhan massa ini mendesak agar penyidik kejaksaan segera menuntaskan pengusutan kasus dugaan korupsi pembangunan Museum Barus Raya Tapteng yang diduga melibatkan Wakil Bupati Tapteng Syukran Tanjung.
Namun uniknya dalam aksi ini, puluhan massa yang mengenakan seragam biru muda ini turut membawa dua orang dukun, keranda mayat serta batu nisan dalam aksinya.
Massa yang berorasi didepan gerbang kantor Kejati Sumut ini berteriak meminta agar penyidik segera menuntaskan kasus ini, karena mereka menilai penanganan kasus ini sangat lambat.
"Keranda ini kami bawa sebagai pertanda matinya penegakkan supremasi hukum jika kejaksaan tidak juga menuntaskan dugaan korupsi yang merugikan negara milyaran rupiah," ujar Budi kordinator aksi.
Dalam aksinya, puluhan massa LSM ini juga membawa dua orang dukun. Kedua dukun ini langsung mengambil posisi duduk di depan gerbang kejaksaan yang pada saat itu dikawal ketat petugas kepolisian. Kedua dukun ini pun langsung melakukan ritual serta merapatlkan jampi-jampi dengan membakar kemenyan dan kembang tujuh rupa.
"Kami sengaja membawa dukun ini untuk membantu penyidik kejaksaan jika tidak mampu menjadikan Syukran Tanjung sebagai tersangka" ujar Budi dalam orasinya
Usai aksi kedua dukun yang mengenakan baju lurik ini, massa dari LSM Strategi menyerahkan batu nisan kepada staff Penkum Kejatisu yang menemui mereka. Mereka berharap aksi ini bisa memberikan semangat kepada penyidik Kejatisu untuk menyelesaikan perkara korupsi ini.
"Batu nisan ini kami berikan agar penyidik kejaksaan tetap fokus menyelesaikan perkara ini" ungkap Budi yang langsung disambut dengan teriakan massa.
Usai melakukan aksinya, massa dari LSM Strategi pun membubarkan aksinya. Namun sebelum bubar, mereka mengancam akan kembali ke Kejatisu jika tidak ada perkembangan dalam kasus Pembangunan Museum Barus Raya Tapteng yang mereka laporkan.[rgu]
KOMENTAR ANDA