Dua tahun terakhir 38 ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) tewas dengan kondisi mengenaskan di kawasan konsesi hutan tanam industri akasia, demikian lembaga swadaya masyarakat World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Wilayah Riau.
"Pada 2013, ditemukan 15 bangkai gajah, sebagian besar berada di kawasan konsesi HTI," kata Humas WWF Wilayah Riau, Syamsidar, di Pekanbaru, Kamis.
Bangkai gajah-gajah itu, kata dia, banyak ditemukan di sekitar hutan alam dan hutan industri yang berada di tepian Taman Nasional Tesso Nilo.
Kemudian pada 2014 tercatat sejak Januari hingga Oktober, lanjutnya, ditemukan sebanyak 23 bangkai gajah dalam kondisi mengenaskan.
Syamsidar mengatakan, sebanyak 17 hingga 19 dari 23 gajah itu, ditemukan mati di kawasan konsesi akasia berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nilo.
Sementara tiga bangkai lain gajah, kata dia, ditemukan di kawasan HTI milik PT Arara Abadi yang merupakan perusahaan pendistribusi bahan mentah (kayu) ke PT Indah Kiat Pulp and Paper, anak perusahaan Sinar Mas Grup.
Kemudian, lanjutnya, ada juga gajah ditemukan mati di kawasan perkebunan sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.
Sebelumnya Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah meneliti populasi gajah sumatera melalui kotoran hingga diidentifikasi jumlah gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau, hanya tersisa 73 ekor.[rgu/ant]
KOMENTAR ANDA