Publik media sosial tertawa mendengar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pihak Malaysia gendeng dan maling.
Di Jejaring Sosial Twitter, account @superkoplak tertawa ngakak mendengar Menteri Susi menyebut pihak Malaysia maling, karena sering mengklaim hasil kekayaan laut Indonesia.
“Wkwkwk menteri hebat. Ini baru pejabat top. Maju terus jangan mundur bu,” kicaunya.
Account @rachmat.ono memuji pernyataan keras Menteri Susi kepada pihak Malaysia. Kata dia, Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut sangat memahami sektor kelautan dan perikanan.
“Bangga punya menteri seperti ibu, kelihatan gesit, pintar dan menguasai pekerjaan. Gebrak terus bu,” kicaunya.
Account @cakka senang mendengar Menteri Susi mendamprat pihak Malaysia. Menurutnya, Susi tipikal orang lapangan yang menguasai urusan teknis dengan baik.
“Keren nih menteri, kelihatan dari kerjanya yang baru beberapa hari, berbobot. Semoga Kementerian maju dipimpinnya,” harapnya.
Account @doomzday menilai, pernyataan keras Susi kepada pihak Malaysia tepat. Sebab, kata dia, selama ini nelayan Malaysia kerap mencuri ikan di perairan nusantara. “Menteri begini pas. Pekerja keras seperti Presiden Jokowi,” katanya.
Account @karlinaeka mengaku, suka dengan gaya bicara Susi yang meledek-ledak, blak-blakan, dan menohok langsung ke substansi permasalahan.
“Gua demen sama cara berpikirnya yang taktis, dan mendalam,” pujinya.
Account @f4nd1k0 menilai, keputusan Jokowi-JK menempatkan Susi memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan cerdas.
“Kita memang butuh menteri yang ngerti dan paham permasalahan lapangan,” ujarnya.
Account @calm_boy berharap, bos Susi Air sukses mengembangkan hasil perikanan nasional.
“Semoga ibu Susi bisa memaksimalkan kekayaan bahari kita,” harapnya.
Account @ustadz-fotocopy mengingatkan, Menteri Susi bahwa Malaysia bukan cuma suka mengklaim hasil perikanan Indonesia.
“Pasir, garis pantai kita juga seri diklaim mereka bu,” ingatnya.
Tweeps @darma2 mengingatkan, Menteri Susi tidak sebatas koar-koar berani terhadap Malaysia. Dia meminta, Menteri Susi melakukan tindakan nyata di lapangan.
“Jangan cuma berani ngomong dong bu, harus ada tindakan,” ingatnya.
Facebooker Nurdiansyah menilai, Menteri Susi satu-satunya anggota kabinet kerja yang sudah menguasai permasalahan.
“Great banget Bu, saya kasih nilai sepuluh buat Ibu yang langsung start,” guyonnya.
Facebooker Sikeriting optimistis industri perikanan nusantara maju di era Menteri Susi.
“Kayaknya nelayan Indonesia sejahtera sama Ibu Susi,” katanya.
Facebooker cakpriyo berkelakar, Menteri Susi bakal mendapat banyak cibiran jika gagal memajukan kementeriannya.
“Kalau nanti gagal, kita panggil ibu, Susi similikithi, hehe,” guyonnya.
Kemarin, sebelum melakukan inspeksi mendadak di Gedung Mina Bahari II, kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti rapat dengan Dirjen Perikanan Tangkap Gellwyn Yusuf bersama Sekjen KKP Syarief Widjaja. Diskusi juga diikuti puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ditjen Perikanan Tangkap KKP.
Emosi Susi sedikit meletup saat ia mengungkapkan spesies ikan mahal di Uni Eropa yang diklaim sebagai milik Malaysia. Padahal ikan tersebut hidup di perairan Indonesia.
“Ada ikan jenis black tiger yang saya beli di supermarket Eropa, ternyata disebut itu dari Malaysia. Di sana terpampang fifty seven zone (zona 57). Memangnya Malaysia punya zona pulau?” tegasnya.
Susi yang ahli navigasi koordinat kewilayahan ini mengungkapkan zona 57 adalah Samudera Hindia, artinya ada di wilayah Indonesia.
“Dia (Malaysia) itu declare dan di-packaging. Ikannya besar tetapi produk Malaysia. Wong gendeng, itu pulau jadi-jadian. Ini maling tetapi berani terang-terangan. Ini saya temukan di supermarket Eropa. Zone 57 itu Indian Ocean (Samudra Hindia),” papar Susi.
Lebih lanjut, Susi menjelaskan, harga ikan tersebut cukup mahal dan Malaysia yang mendapatkan nilai tambah. Dia juga mengungkapkan kasus serupa terjadi antara Indonesia dengan Thailand.
“Laut kita luasnya 15 kali luas laut Thailand, tetapi hasil lautnya hanya 1/5 Thailand. Itu gila,” kata Susi dengan nada marah.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA