Di media sosial, setelah susunan Kabinet Kerja diumumkan Presiden Joko Widodo, banyak netizen yang bertanya: mengapa tidak ada tokoh Sumatera Utara? Ada juga yang bertanya lebih detil: mengapa tidak ada tokoh Batak?
Seorang netizen, dengan setengah bercanda bertanya: apakah karena orang Batak tidak bisa kerja maka tidak dimasukkan ke dalam Kabinet Kerja?
Bila merujuk tulisan Heno Bharata di Kompasiana dapat disimpulkan untuk sementara bahwa Sumatera Utara dan suku Batak diwakili DR. Yasona Hamonangan Laoly, SH. MSc. Di dalam Kabinet Kerja, Yasona Laoly ditempatkan sebagai Menteri Hukum dan HAM.
Merujuk pada nama tengahnya, pria Nias ini adalah blasteran Batak dan Nias.Yasona disebutan lahir dan besar di Sorkam, Tapanuli Tengah. Sorkam juga diketahui sebagai kampung halaman mantan ketua umum Partai Golkar dan mantan ketua DPR RI Akbar Tandjung.
Nias adalah sebuah pulau di sebelah barat Sumatera. Karena dipisahkan oleh selat yang cukup lebar, orang di Pulau Nias memiliki budaya yang berbeda dengan orang-orang di Tanah Batak, dan secara antropologi kedua suku dinyatakan berbeda.
Heno Bharata dalam tulisannya juga mengatakan, Yasona menikah dengan seorang perempuan Batak Toba. Hal ini menjadi pengaya bathin dan intelektual seorang Yasona Hamonangan Laoly.
“Terbukti, karakter tegas dan gigih serta jujur yang menjadi panutan suku Nias dan Batak Toba, terlihat dan terasa mengalir deras dalam diri Yasona Laoly,” tulis Heno.
Politik bukan ladang baru bagi Yasona. Pada tahun 1999 ia menjadi wakil rakyat di DPRD Sumatera Utara dari Partai Buruh yang didirikan Mukhtar Pakpahan. Sejak 2004 hingga kini ia menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA