Praktik klenik yang dilakukan oleh Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pametri) Jogjakarta berupa ruwatan di depan rumah tokoh dan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Prof. Dr. Amin Rais, dinilai sangat provokatif dan telah melewati batas.
Apalagi, dalam kegiatan tersebut pahlawan reformasi itu disebut sebagai ‘Sengkuni', suatu istilah yang sangat buruk dalam tradisi dan kebudayaan Jawa.
Kegiatan itu dinilai jelas-jelas mengandung muatan politik yang sangat besar, terutama untuk mendegradasi ketokohan dan kepeloporan Amin Rais dalam proses reformasi.
"Setiap orang diperbolehkan menyampaikan kritik dan ketidaksetujuan. Tetapi, kritik dan ketidaksetujuan itu mesti disampaikan secara santun dan bertanggung jawab. Tujuan kritik adalah untuk membangun, bukan untuk mengerdilkan apalagi menghina,” kata anggora DPR RI dari PAN, Saleh P. Daulay.
PAN memahami bahwa tindakan itu dilakukan sebagai bentuk ketidaksetujuan dengan beberapa pernyataan dan artikulasi politik Amin Rais yang tegas dan konsisten untuk bersama KMP.
Karena itu, wajar bila ada sebagian kader PAN yang mencurigai bahwa kegiatan itu ditumpangi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek. Targetnya, menggiring opini sesat mengenai sosok pribadi dan kiprah politik Amin Rais.
"Sejak pilpres kemarin, saya termasuk salah seorang yang sering diskusi dengan beliau. Dari arahan dan bimbingan yang disampaikan, tidak satu pun yang mengarah pada hal yang tidak baik. Malah, semua yang disampaikan adalah ekspresi kecintaan beliau pada NKRI,” kata dia.
Selain itu, Amin Rais dinilai berbicara selalu dalam koridor dan konteks demokrasi dan menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai tokoh reformasi dan demokratisasi, Amin sangat paham memilih dan memilah pernyataan-pernyataannya.
Kalau dianggap tidak perlu, dia malah jarang berbicara di publik. Selain sangat hati-hati, beliau juga sangat irit berbicara.
Saleh melanjutkan, ada dua hal yang paling disesalkan dari aksi ruwatan yang dilakukan. Pertama, ruwatan itu dilakukan persis di depan rumah Amin Rais. Tentu hal ini sangat mengganggu suasana kebatinan anggota keluarga besar Pak Amin.
"Kalau demo, ya mestinya dilakukan pada tempatnya. Kemarin ada ratusan orang demo di depan rumah PAN, itu biasa saja. PAN tidak protes, bahkan aspirasi mereka didengar dan dibicarakan serius di PAN,” kata salah seorang Ketua DPP PAN itu.
Kedua, aksi demo berbau klenik itu sangat bertentangan dengan keyakinan Muhammadiyah. Sebagai tokoh Muhammadiyah, aksi itu tentu tidak pantas ditujukan kepada Amin Rais. Hal ini membuat sebagian warga Muhammadiyah ikut merasa terhina.
"Karena itu, para pelaku diminta untuk secara gentle mengucapkan permohonan maaf. Hal ini diperlukan demi menjaga ketentraman suasana kebatinan semua pihak. Apalagi, besok akan ada presiden baru Indonesia. Jangan sampai tindakan itu justru membonsai kebesaran Jokowi-JK yang mereka dukung,” demikian ujar Saleh yang juga Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA