Pengamat Ekonomi di Kota Medan, Robbi Simanjuntak, mengatakan peningkatan frekuensi erupsi Gunung Sinabung yang terjadi belakangan ini sangat berpotensi membuat perekonomian masyarakat di Kabupaten Karo semakin kritis. Hal ini mengingat, berbagai sektor yang selama ini menopang perekonomian mereka sudah kembali terdampak dari abu vulkanik yang muncul dari erupsi tersebut.
"Sektor yang menjadi andalan masyarakat Karo yakni pertanian dan pariwisata. Nah,keduanya saat ini sudah terdampak dimana tanaman pertanian tertutup debu sinabung, dan kunjungan wisatawan juga dipastikan terdampak," katanya, Rabu (8/10/2014).
Mahasiswa pada Program Magister Managemen USU ini menjelaskan, pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk menyelesaikan persoalan pada kedua sektor ini. Percepatan program relokasi pemukiman warga menjadi salah satu hal yang sangat mendesak untuk segera direalisasikan. Sebab, realisasi program relokasi tersebut akan membuat warga dapat fokus menata kembali perekomonian mereka.
"Kalau sudah direlokasi, tentunya mereka bisa fokus dalam bekerja. Para petani bisa fokus berladang, sehingga tidak lagi berharap pada bantuan yang sifatnya hanya mampu menanggung kebutuhan hidup sementara," ujarnya.
Hal yang sama menurutnya juga harus dilakukan dibidang pariwisata. Erupsi yang terjadi menurutnya bisa dimanfaatkan untuk tetap menjaga stabilitas kunjungan wisata ke Kabupaten Karo. Salah satu yang dibutuhkan yakni kecepatan dan ketepatan informasi mengenai erupsi yang terjadi, termasuk dampak yang ditimbulkannya.
"Informasi yang jelas mengenai kondisi sebenarnya harus disampaikan oleh Pemerintah. Sehingga, siapa saja yang ingin berkunjung ke Kabupaten Karo, misalnya ke Berastagi bisa paham dampak erupsi, bahaya yang mungkin timbul dan lainnya termasuk lokasi aman untuk memantau erupsi. Selama ini, informasi erupsi sinabung hanya dari pemberitaan sehingga yang menonjol hanya erupsi seolah-olah erupsi itu terjadi terus menerus, sementara informasi lainnya yang mungkin juga bermanfaat dari Pemkab Karo sangat minim," ungkapnya.
Diketahui frekuensi erupsi Sinabung terus meningkat belakangan ini. Kondisi ini berdampak langsung pada pertanian masyarakat karo dan juga aktivitas ekonomi lainnya. Hal ini terlihat dari banyaknya tanaman warga yang tertutup abu vulkanik, dan juga terhentinya aktivitas para pedagang pasar buah berastagi akibat kekurangan pasokan buah dan sayur dari petani.[rgu]
KOMENTAR ANDA