RMOL. Pemerintah akan menerbitkan peraturan khusus
mengenai penelitian di situs megalitikum Gunung Padang, di Cianjur, Jawa
Barat. Payung hukum yang lebih kuat ini dibutuhkan agar penelitian yang
telah berlangsung selama tiga tahun itu tidak terhenti begitu
saja.
Demikian disampaikan Presiden SBY usai
mendengarkan laporan para ahli yang terlibat dalam penelitian itu di
Ruang Rapat Terbatas di Istana Negara, Sabtu malam (4/10).
Rapat dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhammad Nuh, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Menteri Sekretaris Kabinet Dipo
Alam, juga Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot
Nurmantyo.
Empat ahli yang memberikan laporan
kepada SBY adalah DR. Danny Hilman, DR. Andang Bachtiar, DR. Bagus Endar
dan DR. Ali Akbar.
Rombongan peneliti dipimpin
Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief yang
merupakan inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM).
Secara umum para peneliti Gunung Padang mengatakan bahwa penelitian
lebih lanjut yang mereka lakukan, yang sejak bulan Agustus lalu
diperkuat oleh tim pendukung dari TNI AD, berhasil membuktikan bahwa apa
yang dikenal sebagai situs megalitikum Gunung Padang tidak sesederhana
yang dibayangkan sebelumnya.
Penggalian pada
sejumlah titik yang dijadikan sample memperlihatkan
struktur di bawah permukaan Gunung Padang tidak terjadi secara alami,
seperti yang telah diperkirakan sebelumnya dari hasil penelitian dengan
menggunakan teknik geolistrik, georadar dan tomografi serta Light
Radar.
DR. Ali Akbar juga memperlihatkan dua
artefak penting yang ditemukan dalam penggalian beberapa bulan terakhir.
Pertama, sebuah benda logam lempeng berbentuk koin, dan kedua benda
dari batu berbentuk ulir segitiga yang konsisten yang mengandung
logam.
“Ini sebuah mega proyek sebetulnya, bukan
dari segi magnitude apa yang akan kita pugar,
renovasi dan bangun kembali, tetapi dari nilai kesejarahan bagi bangsa
ini,” ujar SBY usai mendengarkan pemaparan para ahli.
SBY mengatakan, dirinya kini memikirkan penuntasan penelitian di
Gunung Padang. Misalnya, dengan time frame selama
lima tahun.
“Kalau (dalam time
frame itu) sudah jadi seperti Borobudur dan piramida yang ada
di Mesir maka ini akan jadi sumbangan besar bukan hanya untuk Indonesia,
tetapi juga untuk dunia,” ujarnya.
Sambung SBY,
dirinya masih punya waktu untuk menerbitkan keputusan agar penelitian di
Gunung Padang bisa tuntas.
“Saya memikirkan,
sebelum saya selesai masih ada waktu beberapa minggu ini, kalau saya
keluarkan Keputusan Presiden untuk keberlanjutan (penelitian) dan akan
saya sampaikan kepada pengganti saya untuk memayungi dan memberikan
peluang agar ini berjalan terus,” kata dia lagi.
Bahkan, masih kata SBY, demi kesinambungan penelitian, dalam
kapasitas pribadi sebagai mantan presiden dirinya pun bersedia menjadi
pelindung penelitian sampai tuntas.
“Dalam
bayangan saya ahli-ahli dari seluruh dunia akan datang ke tempat itu
untuk mengetahui what happened pada 5.200 tahun
sebelum Masehi itu,” demikian SBY. [guh]
KOMENTAR ANDA