post image
KOMENTAR
Politik itu agung ketika niat berpolitik diekspresikan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, kemudian diaplikasikan dengan penuh kejujuran demi kepentingan rakyat.

Demikian disampaikan politisi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin. TB Hasanuddin pun menyesalkan kejadian Jumat dinihari (26/9), yaitu sidang Paripurna DPR yang menentukan nasib RUU Pilkada. Peristiwa sidang itu sungguh ironis sebab apa yang dipertontonkan oleh sebagian anggota DPR yang terhormat.

"Ada sekelompok politikus yang mengekspresikan dan mendedikasikan aspirasinya solah-olah mewakili rakyat, tapi ternyata menipu rakyat dengan pergi begitu saja. Ketika ide itu (opsi pilkada langsung dengan 10 syarat) dilempar kemudian diakui banyak orang, dan kemudian didukung bersama-sama, ternyata malah dengan enteng mereka pergi," sesal TB Hasanuddin kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 26/9).

Pernyataan TB ini terkait dengan sikap Fraksi Demokrat yang akhirnya memilih walkout dalam sidang paripurna DPR. Sebagai seorang purnawirawan mayor jenderal TNI Angkatan Darat, yang baru saja terjun dalam dunia politik dan sedang belajar berpolitik dari mereka, TB Hasanuddin mengaku tercengang dan heran sekali melihat sikap-sikap politikus seperti ini.  

"Benarkah politik itu kotor? Benarkah politik itu keji dan boleh menghalalkan segala cara? Atau politik itu tak perlu pakai perasaan? Sungguh membuat saya terpukul," ungkap TB Hasanuddin.

Tentu saja, lanjut TB Hasanuddin, yang kini menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR, sikap politikus Demokrat itu menjadi ironi sejarah dan perjalanan demokrasi di Indonesia. Mereka benar-benar salah kaprah, sebab atas nama politik maka apapun seperti etika, kejujuran dan dedikasi boleh ditabrak dan dilecehkan.

"Selamat kepada mereka yang telah sukses mengembalikan reformasi ini untuk kembali ke era Orde Baru. Hari ini Jumat tanggal 26 september 2014 adalah hari kematian reformasi, hari gagalnya rakyat berdaulat di bidang politik," sesal TB Hasanuddin.[rgu/rmol]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini