Pemerintah Operasi pemadaman titik api di Sumatera dan Kalimantan telah mengurangi jumlah hotspot dibandingkan dengan sebelumnya. Berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada Kamis, (18/9/2014) pukul 19.00 WIB, sebaran hotspot terdapat di Sultra 43, Sulteng 19, Kaltim 17, Kalteng 15, Sulsel 11, Sumsel 8, Sulut 7, Kalbar 7, Gorontalo 6, Kaltara 5, Sumut 3, Jambi 2, Lampung 2, Kalsel 2, dan Riau 1. Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jum'at (19/9/2014)
Sedangkan pantauan dengan satelit Modis yang memiliki resolusi lebih detil pada Jumat (19-9-2014) pukul 11.45 Wib, hotspot tersebar di Kalbar 30, Kalsel 35, Kalteng 194, dan Kaltim 170. Hotspot di Sumatera tidak ada data karena tidak terlintasi oleh satelit Modis. Sebaran asap juga berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan maka BNPB dan BPPT melakukan hujan buatan (modifikasi cuaca) dengan satu pesawat Hercules TNI AU di Kalimantan Tengah sejak Kamis (18-9-2014). Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah meminta jajaran BNPB untuk menambah pesawat untuk hujan buatan dan pemboman air. Apalagi ancaman bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti. Semua potensi nasional diharapkan bisa berkolaborasi membantu pemda mengatasi kebakaran hutan lahan di Sumatera dan Kalimantan. TNI, Polri, Manggala Agni, Brigade Kebakaran Lahan dan Kebun Kementan, Kemenkes dan lainnya meningkatkan perannya mengatasi karlahut.
BNPB akan menambah armada pemboman air yaitu 1 unit helicopter Kamov, 2 unit Sikorsky, 1 unit MI-18, dan pesawat bomber. Saat ini 9 helicopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Bahkan di Riau operasi hujan buatan dan pemboman air dilakukan sejak April hingga saat ini.[rgu]
KOMENTAR ANDA