Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II (Persero), Tri Sunoko mengatakan konsep model Aetropolis KNIA tidak akan mengulangi kesalahan seperti Bandara Cengkareng.
"Konsep KNIA ini melihat Cengkareng yang bermasalah. Apa kita mau mengulangi lagi, tidak memikirkan jalan, akses, infrastruktur. Semua harus terstruktur dengan baik," ujarnya dalam Seminar Membangun Daya Saing Sumatera Utara melalui Pengembangan Aetropolis Kualanamu, Kamis (18/9/2014) di Hotel JW Marriott, Medan.
Menurutnya, ini semua ini berangkat dari tata ruang terlebih dahulu. Konsepnya, ucapnya, harus jelas antara zonasi industri, pemukiman, akses jalan. Dia menegaskan jangan nantinya daerah kawasan KNIA tidak teratur.
"PT Angkasa Pura II akan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu menjadi kawasan aerotropolis yang terintegrasi dengan Pelabuhan Belawan di Medan dan Pelabuhan Kuala Tanjung," ucapnya.
Dia menyebutkan sekarang ini memang kawasan di KNIA yang akan menjadi Aerotropolis belum apa-apa. Dengan adanya tata ruang, maka mereka yang ingin berencana melakukan investasi sudah lebih gampang. Kalau sudah sepaham, ucapnya, semua akan antusias.
"Kalau Aerotropolis KNIA ini bisa terjadi maka akan jadi contoh untuk provinsi lainnya," ucapnya.
Selain itu, lanjut Sunoko, konsep Aerotropolis KNIA bisa sudah terjadi maka serapan tenaga kerja juga akan terjadi, mulai dari tenaga kerja yang memiliki middle skill sampai up skill. Sukono optimis Aerotropolis juga akan meningkatkan perekonomian Sumut dan Kabupaten Deli Serdang baik di sektor agribisnis, kedatangan turis, dan sektor industri.
Sunoko juga menjelaskan Bandara KNO pada tahap I pembangunannya memiliki luas 1.365 hektare dengan runway berukuran 3.750x60 meter dan parallel taxiway berukuran 3.750x30 dan 2.000x30 meter. Untuk luas apron mencapai 200.000 meter persegi dan luas terminal 118.930 meter persegi dengan kapasitas 8 juta penumpang per tahun. KNIA juga, katanya, sudah dibangun kawasan pergudangan kargo seluas 13.000 meter persegi dan area parkir kenderaan seluas 50.820 meter persegi.[rgu]
KOMENTAR ANDA