
"Bukan hanya poster bergambar Walikota Medan aja yang beredar di sekolah-sekolah. Menurut hemat saya, itu hal yang wajar. Yang tidak wajar itu adalah kewajiban membeli poster
tersebut," ungkap Rektor UNIMED ini kepada medanbagus.com, Jum'at (12/9/2014) sesaat lalu.
Lebih lanjut Ibnu Hajar menambahkan, ada hal-hal kasuistik yang memperbolehkan para siswa wajib mengeluarkan dana. Begitupun harus ada persetujuan dari Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan tingkat Kecamatan.
"Khusus kasus di SDN 060873 yang beralamat di jalan Krakatau, itu sudah bentuk pemaksaan. Nah, ini yang harus diklarifikasi pihak Dinas Pendidikan Medan. Sehingga tidak terjadi pembodohan kepada anak didik kita," pungkasnya.
Sekedar untuk mengingatkan, tanggal 5 September kemarin, salah seorang orang tua siswa SDN 060873 yang beralamat di jalan Krakatau Medan, NL (inisial-red), keluhkan sikap Kepala Sekolah yang mewajibkan seluruh siswa membeli poster roster mata pelajaran bergambar mirip Walikota Medan kepada siswa yang ada. Akibatnya, anak NL memaksa minta tambahan uang jajan, kerena harus terpaksa mencicil poster bergambar mirip Walikota Medan itu seharga Rp5000.[rgu]
KOMENTAR ANDA