post image
KOMENTAR
Guru Besar Sastra dan Kebudayaan Austronesia, Universitas Hamburg, Jerman, Prof Jan van der Putten mengatakan Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia harus berkembang lebih pesat untuk mencitrakan Indonesia lebih baik di luar negeri.

Salah satu syarat untuk itu yakni PT Indonesia harus memiliki pusat kajian luar negeri seperti Eropa dan Asia, sehingga tidak lagi hanya terfokus meneliti diri sendiri.

Demikian disampaikannya saat berbicara pada seminar 'Tersingkirnya Study Bahasa dan Karya Sastra Indonesia di Luar Negeri' yng digelar di Universitas Negeri Medan (UNIMED), Rabu (10/9/2014).

"Bagaimana Indonsia mau tau luar negeri? harusnya ada pakar mengenai Eropa, Asia dan selebihnya," ungkapnya.

Jan menyebutkan, selama ini Indonesia terkesan hanya mencoba mengenal luar negeri dengan mengandalkan diplomat, padahal hal tersebut menurutnya sangat tidak ideal. Berdasarkan pengalamannya saat bertemu dengan beberapa diplomat Indonesia, para diplomat tersebut seringkali bukan orang yang benar-benar paham fungsinya untuk mencitrakan Indonesia.

"Maka, satu-satunya pilihan untuk memanggil orang asing yang paham tentang negara luar. Namun hal ini juga kerap dianggap penjajahan melalui ilmu, hal ini harus diantisipasi. Pemerintah harus keluar dari situasi ini, mengatasi masalahnya, memperbaiki birokrasinya," ungkapnya.

Kegiatan seperti The Frankfurt Book Fair (FBF) yang berlangsung di Frankfurt, menurut Jan merupakan momen berharga untuk mencoba mengenalkan Indonesia yang baik. Mengenalkan sastra dan mengangkat penulis baru Indonesia ke taraf internasional.

"Jadi tidak Indonesia tidak sekadar Pramoedya Ananta Toer, atau Koentjaraningrat," ujarnya.
 
Saat menjadi peserta kehormatan tahun depan, Indonesia harus memanfaatkan secara optimal even yang dihadiri sekitar 500 ribu orang dari 100 negara tersebut. Ketika Brazil menjadi tamu kehormatan tahun lalu, negara itu membuat 160 even. Indonesia harus bisa lebih baik dari itu.
 
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unimed Prof Ibnu Hajar menyatakan, pentingnya perguruan tinggi untuk membuka akses yang lebih luas ke negara-negara luar. Unimed sendiri sudah mengupayakan itu dengan mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya secara reguler untuk belajar di Jerman, terutama Universitas Hamburg.[rgu]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya