Amerika Serikat menawarkan kerjasama dengan Pemko Medan dalam penerapan standar sistem manajemen keadaan darurat guna penanggulangan bencana di Kota Medan. Dengan kerjasama yang dilakukan ini nantinya, akan menghasilkan panduan-panduan apa yang harus dilakukan Pemko Medan dalam menangani bencana yang terjadi. Selain itu Amerika Serikat melalui International Criminal Investigative Training Assitance Program (ICITAP) yang berada di bawah naungan Departemen Kehakiman, juga siap memberikan bantuan pelatihan untuk menghadapi bencana serta memberikan bantuan peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
Demikian terungkap saat Walikota Medan Dzulmi Eldin menerima kunjungan Kepala Tim Program ICITAP Indonesia Andrew Crowel didampingi beberapa anggotanya di Balai Kota Medan, Selasa (2/9/2014). Untuk menindaklanjuti kerjasama ini, Andrew mengatakan pihaknya akan melakukan pra survey di Kota Medan pada Oktober mendatang.
Menurut Andrew, selain Kota Medan, ICITAP juga telah menawarkan kerjasama terkait penanganan bencana dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan untuk Indonesia, ICITAP sudah melakukan survey dan kerjasama di 20 kabupaten/kota yang dimulai dari Jawa tengah, Padang dan Surabaya.
"Setelah selesai melakukan survei, kita akan kembali ke Jakarta. Semua hasil dari survey yang kita lakukan akan dibukukan dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Dalam buku ini akan dipaparkan teknis penanganan bencana secara lengkap. Di samping itu akan kita tambahkan tentang pemetaan kawasan rawan bencana di Indoensia," kata Andrew.
Khusus untuk Kota Medan, jelas Andrew, mereka akan menggali semua masalah maupun kendala yang selalu dihadapi pada saat penanganan bencana dilakukan, termasuk apa saja yang menjadi kebutuhan serta peralatan pendukung. Sebab, bentuk bencana yang terjadi di masing-masing daerah berbeda.
Sebagai salah satu contoh ketika mereka memberikan pelatihan bencana di salah satu daerah di Nusa Tenggara Barat sekitar dua minggu lalu. Di tempat itu mereka memberikan pelatihan bagaimana caranya memberikan pertolongan darurat, sebab rumah sakit yang ada tidak memiliki ruang ICU. Untuk mendapat perawatan ICU, harus ke Kota Mataram yang membutuhkan waktu 10 jam lebih. Jadi dengan perawatan darurat yang telah diberikan, korban bencana dapat terbantu.
Menyahuti wacana itu, Walikota Medan Dzulmi Eldin mengucapkan terima aksih atas kunjungan yang dilakukan Tim Program ICITAP Indonesia. Apalagi kunjungan yang dilakukan ini menawarkan kerjasama dalam menangani bencana. Dia berharap kerjasama yang dilakukan nanti mampu membantu Pemko Medan dalam mengatasi bencana yang ada.
Kepada Andrew, Walikota yang didampingi sejumlah pimpinan instansi terkait seperti Kepala Penanggulan Bencana Daerah Hana Lore Simanjuntak, Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Armansyah Lubis, Kadis Kesehatan Usma Polita serta Kadis Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan Marihot Tampubolon menjelaskan, bencana yang sering terjadi di Kota Medan yakni banjir kiriman dari kawasan pegunungan.
"Jika kawasan pegunungan hujan deras turun, Kota Medan yang berada di kawasan rendah dipastikan menerima imbasnya. Apalagi sungai-sungai yang ada telah mengalami pendangkalan, sehingga air yang datang dari daerah pegunungan membuat suangai meluap dan menggenagi rumah warga yang berada di bantaran sungai. Bentuk bencana seperti inilah yang sering terjadi di Kota Medan," papar Eldin.
Untuk itulah Eldin berharap agar ICITAP Indonesia bisa membantu Pemko Medan dalam mengatasinya. Dia berharap dari kerjasama yang dilakukan nanti, Pemko Medan memiliki standard operataional procedure dalam menanganinya. Itu sebabnya Eldin sangat mendukung dilakukannya kerjasama dan instansi terkait segera menindaklanjuti secepatnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA