Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait akan mengusulkan kepada Presiden terpilih Joko Widodo untuk menjual pesawat kepresidenan yang pengadaannya dilakukan pada masa pemerintahan Presiden SBY, dengan alasan untuk menghemat anggaran operasional.
Tak pelak, usulan itu pun segera mendapat sambutan yang ramai di media sosial.
Akun @JojoWAHAB misalnya, ia malah bertanya apa urgensi dari penjualan pesawat kepresidenan itu nanti.
"Apa perlu menjual pesawat kepresidenan dan dipakai uangnya untuk kepentingan rakyat?"
Akun @MerryMP malah mengaku aneh dengan usulan politisi PDIP itu. "Lagian aneh2 aja. Pesawat kepresidenan mau dijual. Gedung DPR aja sekalian dijadiin perumnas. Lebih berguna," tulis @MerryMP.
Lalu Suryade berpendapat lain, ia menilai usulan Maruarar Sirait itu adalah bentuk kampanye seperti masa pileg dan pilpres lalu. "Masih aja kampanye, mau jual pesawat kepresidenan-lah," ciutnya di akun @suryadelalu.
"Kambuh, lihat barang bagus, PDIP bersyahwat jual pesawat kepresidenan. Sudah menjadi tabiat," timpal akun @jokosusilo239.
Ketua DPP Partai Demokrat, Ikhsan Modjo dengan tanda (simbol) senyum menyebut usulan tersebut adalah sebagai bentuk konsisten PDIP menjual aset negara. Seperti yang awam diketahui publik, Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP) sewaktu presiden menjual aset negara, Indosat.
"(Usulan PDIP, sebagai bentuk) konsisten jual-jual aset negara," tulis di akun @IkhsanModjo.
Iwan Piliang berpendapat lain, pendukung Jokowi ini mengaku usulan Maruarar Siarait menjual pesawat kepresidenan untuk menghemat anggaran, sudah tepat. "Tepat dan atau serahkan ke Garuda dikomersialkan," terangnya di akun @IwanPiliang7.
Pihak Istana juga sudah menanggapi usulan politisi PDIP Maruarar Sirait ini. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Firmanzah menerangkan, pembelian pesawat kepresidenan di era Presiden SBY merupakan langkah untuk menghemat biaya perjalanan dinas kepresidenan. Biayanya dinas kepresidenan akan jauh lebih besar jika menggunakan pesawat reguler atau pesawat sewaan.
Pesawat jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) dibeli Indonesia seharga 89,6 juta dolar AS atau dalam kurs rupiah Rp 847 miliar. Pesawat itu tiba di Indonesia pada 10 April 2014. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA