Kemenangan Jokowi-JK memang dikehendaki oleh mayoritas rakyat sehingga tidak ada cara lain bagi Prabowo-Hatta selain menerima dengan legowo.
Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi. Ari juga berpandangan, penilaian rakyat atas sikap Prabowo-Hatta dan gerbong besar elit-elit pendukungnya selama ini tak ubahnya seperti anak kecil yang tidak rela mainannya dipinjam oleh anak lain.
"Publik akan semakin antipati melihat kengenyelan dan kengototan tanpa dasar terhadap elit-elit Merah Putih," kata Ari kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat, 22/8).
Pernyataan Ari ini terkait dengan tim koalisi Merah Putih yang masih mencari celah gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negar (PTUN), laporan pidana ke Mabes Polri bahkan berupaya menggalang kekuatan politik di parlemen melalui Panitia Khusus DPR, setelah MK sudah menolak gugatan dan setelah sebelumnya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) juga mementahkan gugatan.
Sehingga sepertinya, tidak ada habisnya gugatan padahal publik menilai dan proses hukum di MK sudah bersifat final dan mengikat.
Ari, yang juga pengajar Program Pascasarjana di UI, Universitas Diponegoro, Universitas Persada Indonesia YAI dan Universitas Dr Soetomo ini mengamati bahwa kini pendukung Prabowo-Hatta berbalik arah memuji Jokowi-JK setelah mengamati kesantunan berpolitik yang ditampilkan Jokowi-JK. Prinsip menang tanpa ngasorake, kalah tanpo bolo (menang dengan tidak menunjukkan kesombongan dan kalah dengan sikap arif) ditunjukkan oleh Jokowi.
"Seharusnya, Prabowo-Hatta memberikan pembelajaran politik yang cerdas dengan menerima kekalahan. Kemenangan dan kekalahan dalam demokrasi adalah hal biasa," demimian Ari Junaedi.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA