Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Polri perlu secara agresif mencermati manuver Islamic Satate of Iraq Suria (ISIS) di Indonesia.
Menurutnya, jangan sampai kelompok politik tertentu merekrut atau berkoalisi dengan ISIS. Sebab ISIS sendiri berusaha masuk ke kantong-kantong kelompok radikal dan wilayah penyanggah kota-kota besar.
Jelas Neta, penelusuran pihaknya menemukan, ISIS makin menyebar di wilayah Pamulang (Tangsel Banten), Bekasi (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Yogyakarta, Solo (Jawa Tengah) dan sebagian Sulawesi Tengah.
"Bahkan ada beberapa simpatisan ISIS menjadi relawan capres-cawapres," kata Neta dalam keterangan tertulisnya kepada rmol.co, Kamis (7/8/2014).
Sosialisasi ISIS di Indonesia mulai agresif sejak dua atau tiga bulan lalu. Gerakannya masih sebatas di Pulau Jawa, meski ISIS mulai mencoba masuk ke Sumatera lewat Lampung dan ke Sulawesi lewat perbatasan Sulteng-Sulsel. Tokoh-tokoh pergerakan ISIS di Indonesia umumnya anak-anak muda yang usianya 50 tahun ke bawah. Mereka, ujar Neta, mencoba masuk dan menguasai kawasan-kawasan kantong Islam radikal serta wilayah penyanggah kota-kota besar.
"Pola pikir yang mereka kembangkan untuk menarik minat anak-anak muda bergabung adalah mensosialisasikan syahadat 'Lailaha Ilallah' yang merupakan amalan Rukun Islam pertama dan konsep khilafah. Di beberapa daerah mereka sudah membentuk khilafah daerah," demikian Neta.[rmol/rgu].
KOMENTAR ANDA