post image
KOMENTAR

Militer Israel dalam agresinya di Jalur Gaza, Palestina, menyerang Graha Darul Quran (Daqu) yang di bagian atas gedungnya terdapat satu tiang bendera Indonesia Merah Putih, kata seorang relawan.

Dalam keterangannya dari Kota Gaza, seorang relawan bernama Abdillah Onim menuturkan bahwa militer Israel sengaja melancarkan lebih dari 15 roket ke lembaga pendidikan tempat menghafal Al Quran Cabang Gaza itu.

Onim adalah relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza. Dia saat ini menjabat Ketua Cabang Daqu di Gaza City dan mendirikan Graha Tahfidz, selain juga menjadi koresponden salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.

Graha Tahfidz, selain menjadi tempat tinggalnya, juga menjadi tempat untuk mendidik anak-anak menghafal Al Quran. Dia memasang bendera Merah Putih berukuran dua meter di satu tiang yang dipasang di lantai atas gedung itu.

"Mereka (Israel) tak peduli apakah ada WNI atau bendera Indonesia, dan tetap mereka serang," katanya seperti dikutip dari Antaranews, Minggu (3/8).

Saat ini roket Israel tak lagi menyasar gedung, fasilitas atau kawasan tertentu dan siapa saja akan mereka bunuh, tambahnya.

Laporan kantor berita transnasional terbaru menyebutkan, lebih dari 1.633 orang Palestina telah meninggal dan 8.800 lagi cedera sejak Israel melancarkan agresi militer ke Jalur Gaza pada Selasa 8 Juli lalu.

Dalam konflik itu Israel kehilangan 61 tentara dan tiga warga sipil, termasuk seorang warga negara Thailand.

Masih kata Onim, roket Israel juga menghantam Rumah Sakit Syifa di Gaza City, yang menewaskan seorang bayi berusia satu bulan.

Bahkan, kebrutalan Israel juga ditunjukkan dengan "menghujani" taman bermain anak-anak di Gaza City yang saat itu penuhi anak-anak sedang bermain dengan memakai baju baru. Akibat kebrutalan Israel tersebut 10 anak-anak meninggal dengan tubuh tercabik-cabit dan tidak utuh lagi.

Kediaman mantan Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah tidak luput dari serangan roket yang ditembakkan dari jet F16 milik Israel. Israel juga menyerang satu-satunya pusat pembangkit listrik Palestina di Gaza.

"Jadi, bukan militer Israel malah membantai warga sipil, anak-anak, wanita, fasilitas umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit. Bahkan tempat pengungsian diroket Israel," kata dia, yang ketika awal masuk ke Gaza adalah relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan dari "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia.

Ia juga heran dengan negara-negara tetangga, khususnya negara Arab yang belum terpanggil untuk membantu saudara mereka sesuku dan sejazirah yaitu Jazirah Arab. Negara-negara lain yang mengaku anti Amerika Serikat dan Israel disebutnya malah menunduk tidak mau tahu.

"Yang sangat getol membantu Gaza adalah Turki, Qatar, dan Aljazair, sedangkan negara-negara lain hanya pencitraan saja," kata dia.[rmol/rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel