Pemuda Indonesia tidak perlu membesar-besarkan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Membesar-besarkan ISIS sama saja memberi ruang promosi bagi dikenalnya organisasi itu lebih luas dan menimbulkan kekhawatiran bagi bangsa Indonesia. Demikian disampaikan Sekjen PB HMI, Muhammad Chairul Basyar dilansir rmol.co, Sabtu (2/8/2014)
"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menempati pulau dan laut dari Sabang sampai Merauke. Kami tidak lahir dan tinggal di Irak ataupun Suriah, yang sangat jauh dari Indonesia. Dan, di tanah air Indonesia inilah, semua agama hidup dalam kebebasannya. Sehingga kami merasa jijik jika ada orang Indonesia yang seakan-akan hidup tidak di Indonesia bahkan layaknya mereka adalah warga asing bagi negaranya sendiri," ujarnya.
Ia menjelaskan, Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan Islam berperang dengan membabi buta, melainkan mengakarkan persatuan ummat, perdamaian dengan penganut keyakinan lain, dan bersikap damai seperti Islam itu sendiri. Hal itu, menurutnya, tercermin dan diajarkan dalam Piagam Madinah yang diprakarsai oleh Nabi Muhammad. Untuk itu, pemuda Indonesia harus menolak cara-cara kekerasan yang identik dengan ISIS dan lebih menjaga persatuan di Indonesia.
"Mengembangkan budaya nasional serta daerah adalah penting untuk melawan gerakan pengaruh asing. Adalah penting bagi bangsa Indonesia untuk memelihara warisan budaya nenek moyang yang ada di negeri sendiri. Indonesia harus melawan rasa takut terhadap segelintir orang yang menyebarkan virus permusuhan, ketakutan dan kedengkian bagi bangsanya sendiri," demikian Muhammad Chairul.[rmol/rgu]
KOMENTAR ANDA