Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengatakan pertemuan dua peserta pemilu presiden 2014, Prabowo Subianto dan Jokowi tidak bisa dipaksakan. Menurutnya pertemuan tersebut haruslah terjadi secara alamiah, sebab pertemuan mereka bukan menggambarkan pertemuan 2 tokoh penting, namun tetap bermuatan 47 persen versus 53 persen pemilih. Demikian dilansir merdeka.com, Kamis (31/7/2014).
"Apalagi kebanyakan 53 persen itu dari kelas bawah sedangkan 47 itu kelas atas. Yang biasanya pandai ribut membangun keributan itu kelas menengah ke atas. Jadi kalau kita mau buru-buru pertemukan dua orang itu percuma, harus alamiah," kata Jimly di sela-sela acara open house di kediamannya, Ragunan, Jakarta Selatan.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) meyakini pada suatu saat, kedua tokoh ini pasti akan bertemu.
"Tidak usah dipaksa," ujarnya.
Menurut Jimly, setelah putusan MK soal sengketa hasil Pilpres 2014 dibacakan, masih ada waktu dua bulan untuk masing-masing kubu melakukan rekonsiliasi.
"Jadi waktunya cukup, kenapa kita harus tergesa-gesa," ujar Jimly.[rgu]
KOMENTAR ANDA