post image
KOMENTAR

Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Internasional Anti Zionisme Israel melakukan aksi unjuk rasa memperingati hari Al Quds Sedunia yang selalu dilaksanakan di hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan. Massa tersebut melakukan aksi long march dari Masjid Agung ke Konjend AS di Medan untuk mengutuk kebiadaban zionis Israel terhadap negara merdeka dan berdaulat, Palestina, Jumat (25/7/2014).

Massa yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa membawa bendera Indonesia dan Palestina serta spanduk-spanduk dan poster yang berisi kutukan kebiadabah zionis Israel di Paestina.

"Jangan ragu dan surut meskipun terik panas matahari menyengat di atas kepala kita, dan jumlah kita sedikit, tapi yakinlah, ini bisa menggedor jantung para zionis," teriak salah seorang orator.

Di depan pintu pagar Masjid Agung, massa berorasi dan membagi-bagikan selebaran sekitar 15 menit. Kemudian, langsung bergerak ke Konjend AS di Jalan MT. Haryono. Selama di perjalanan, massa terus meneriakkan slogan "Palestina Merdeka, Israel Penjajah, Amerika Serikat Mampus".

Dalam aksi tersebut, orator mengatakan bahwa sejak mula keberadaannya, Zionis Israel mempraktikkan kolonialisme dan rasisme di Palestina. Rumah-rumah dibombardir. Tempat ibadah diratakan. Korban-korban jiwa bergelimpangan. Tanah-tanah dirampas. Tapi, sungguh mengganjal mengapa sampai detik ini rezim ultra rasis ini masih memamerkan praktik-praktik barbar dengan membantai rakyat Palestina. "Zionisme Israel harus dilenyapkan dari peta dunia. Kita juga harus ingat bahwa, Ahmadin Nejad bukanlah orang pertama yang menginginkan penghapusan Israel, namun jauh sebelumnya, Republik Indonesia, melaui UUD 1945 secara tegas menhendaki penghapusan penjajahan di atas dunia, termasuk Zionisme Israel," katanya.

Dikatakannya, Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa tahun 2009 lalu sudah mengungkapkan bahwa rezim Israel telah melakukan kejahatan perang. Tapi, sampai detik ini juga, Israel tak pernah dipanggil ke Mahkamah Internasional.

Menurut Syufrizal, dalam orasinya, kontribusi yang paling strategis saat ini adalah mengkampanyekan boikot Israel. Khususnya terhadap merek dagang yang jelas-jelas menyumbang rezim zionis seperti Cocacola, Nestle, McDonald, Starbuck, Danone, Sara Lee, Este Lauder, Mark&Spencer, Johnson-Johnson, dan lain-lain (lihat: www.inmind.co.uk). Kampanye ini, kata dia, dapat mengalihkan konsumsi pada produk dalam negeri. Jadi, selain mencegah rupiah menjelma menjadi mesin perang yang membunuhi rakyat Palestina. Tak cuma itu, kampanye ini bisa menghidupkan ekonomi dalam negeri.

Dia menjelaskan, selain al Quds tidak hanya milik rakyat Palestina, juga menjadi milik umat beragama, baik muslim, nasrani ataupun yahudi yang menentang hegemoni zionisme Israel terhadap Palestina. Karena itu pula, nasib al Quds tak cuma di tangan bangsa Palestina, tetapi juga di tangan masyarakat anti zionisme, anti rasisme, anti penindasan dan anti penjajahan, yakni pecinta perdamaian dan kemanusiaan. "Begitu juga, tragedi di Palestina bukanlah perang antar agama, melainkan tragedi kemanusiaan. Ada pembantaian di sana," katanya.

Dia menilai, Zionisme Israel tak akan bertahan lama sebab teroris ini sebenarnya rapuh. Boleh saja negara-negara sekutunya mendukung. Tetapi, rakyat pecinta perdamaian dan memiliki hati nurani, tetap akan turun ke jalan menyuarakan pembelaannya terhadap rakyat Palestina yang tertindas. Apalagi, saat ini, demonstrasi mengutuk kekejaman Israel terjadi di seluruh negara-negara Eropa dan Amerika menuntut penghentian okupasi Israel dan mengutuk pembantaian di Palestina.

Dia menambahkan, Hari al Quds Sedunia, yang selalu diperingati tiap hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan, sudah dilakukan sejak tahun 1979 dan sampai saat ini dilaksanakan di seluruh penjuru dunia, sebagai Hari Pembebasan Palestina. Dikatakannya, Al Quds adalah hari di mana diharapkan kaum tertindas di seluruh dunia keluar rumah bersatu meneriakkan penolakan atas ketidakadilan, kesombongan, dan perampasan.

"Al Quds merupakan simbol perlawanan di mana hegemoni dan kepongahan dunia yan ditunjukkan dengan kasat mata terus terjadi.  Betapa predator didukung mesin dan militer terkuat di dunia menganiaya rakyat tak berdosa," katanya.

Seusai di depan Konjend AS, massa aksi kemudian membubarkan diri setelah berorasi dan menyebarkan selebaran ke warga yang melintas. Pihak kepolisian yang menjaga aksi tersebut mengatakan bahwa pihak staf di Konjend AS sudah 2 hari sebelumnya cuti, sehingga tidak ada yang akan menjumpai massa mewakili Konjend AS.[rgu]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya