Sekitar 1.000 warga Muslim Palestina yang menyelamatkan diri dari serangan-serangan Israel mengungsi ke Gereja Ortodoks Yunani, Saint Porphyrius, di Gaza.
Kendati dinding-dindingnya tebal dan dibangun pada abad ke-12, Gereja Saint Porphyrius masih bukan tempat yang sangat aman bagi mereka untuk berlindung dari gempuran militer Israel. Demikian dilansir antaranews.com, Rabu (23/7/2014)
Beberapa saat mereka tiba, pesawat Israel membom satu lapangan di dekat rumah ibadah itu. Serpihan-serpihan bom mengenai gereja itu dan merusak kuburan.
Tetapi anak-anak dari distrik Shejaia, tempat sebanyak 72 warga Palestina -- banyak di antara mereka wanita dan anak-anak -- terbunuh selama pertempuran antara pasukan Israel dan para militan Hamas pada Ahad, sibuk bermain sepak bola di lapangan gereja itu Selasa.
Ibu-ibu mereka menonton beralaskan matras dan kursi-kursi plastik yang disediakan pengurus gereja. Makanan, selimut dan mainan anak-anak juga tersedia.
"Kami telah membuka gereja untuk membantu warga. Ini tugas gereja dan kami melakukan apa yang bisa kami bantu," kata Romo Alexios kepada kantor berita Reuters sementara suara anak-anak kecil terdengar dari kantornya di gereja itu.
"Semula ada 600 orang dan hari ini bertambah jadi sekitar 1.000 orang -- sebagian besar wanita dan anak-anak. Di antara anak-anak itu ada yang masih berusia seminggu," kata kepala minoritas Gereja Ortodoks Gaza, komunitas Kristen terbesar di Gaza.
Sekitar 1.400 pemeluk Kristen - Ortodoks, Katolik dan Protestan - tinggal di antara 1,8 juta warga Muslim atau jumlah mereka 0,08 persen dari populasi di Jalur Gaza yang berpenduduk padat dan diperintah oleh Hamas.
Banyak warga Gaza keheilangan tempat tinggal akibat ofensif Israel selama dua pekan.
"Masjid terdekat dan gereja semua membantu. Kami semua perlu matras, selimut, makanan dan yang paling penting bahan bakar karena kami menderita akibat tak ada aliran listrik. Kalau tak ada listrik kami tidak mempunyai air juga," kata Pastur itu.
Sejak dimulainya ofensif itu, lebih 100.000 warga Palestina -- sekitar 6 persen dari seluruh populasi Gaza - mencari tempat aman di fasilitas-fasilitas Badan Pertolongan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) termasuk memadati 70 sekolah, kata organisasi itu.
Para pengungsi yang berasal dari Shejaia di bagian timur kota Gaza mengungsi ke gereja itu di kawasan baratdaya al-Zaytun mengatakan mereka tidak tahu kemana lagi bisa pergi sekarang.
"Kami telah tinggalkan rumah-rumah kami dan datang ke sini dan mereka membom gereja. Kemana kami hendak pergi? Kasih tahu mereka kemana lagi kami pergi," kata Jawaher Sukkar, yang mengungsi bersama anak-anaknya.
Menuding Israel karena menyasar anak-anak, dia berkata,"Gempuran mengejar kami sementara kami lari ... dapatkah Anda bayangkan, seorang anak yang jatuh ke tanah dan ibunya tak dapat mengangkat dia?"
Satu alasan yang mungkin masuk akal mengapa Israel menyerang kawasan dekat gereja itu ialah militer Israel yakin para militan telah menggunakan pemakaman untuk melancarkan serangan roket ke kota-kota di negara Yahudi itu dan menyembunyikan persenjataan.[rgu]
KOMENTAR ANDA