Pengamat transportasi Sumatera Utara Sukrinaldi menilai, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan tidak mempunyai program jangka panjang dalam mengatasi kemacetan di Kota Medan. Hal ini diketahui dari dibatalkannya wacana peluncuran angkutan massal Trans Medan, yang akhirnya diganti dengan angkutan massal Trans Mebidang (Medan, Binjai dan Deli Serdang).
Menurutnya Kadishub Medan Renward Parapat, hanya pasrah dengan situasi dan kondisi yang ada. Tidak mencoba berfikir untuk menyelesaikan kasus kemacetan yang terjadi disejumlah titik. Seharusnya, Renward yang memiliki latar belakang pendidikan transportasi darat, hendaknya punya perencanaan matang mengatasi permasalahan lalulintas sepeninggalan Kadishub lama, Syarif Armansyah Lubis.
"Tidak ada perencanaan yang matang dari Dishub Medan. Beliau cenderung pasrah dengan situasi yang ada saat ini," ungkapnya kepada medanbagus.com, Sabtu (19/7/2014) sesaat lalu.
Lebih lanjut Sukrinaldi menambahkan, idealnya perencanaan penataan arus lalu lintas di Kota Medan, hendaknya melibatkan sejumlah unsur seperti pemerhati transportasi. Namun faktanya sampai saat ini, Pemko Medan (Cq Dishub Medan) hanya melibatkan dua lembaga yakni dinas terkait dan Satuan Polisi Lalulintas.
"Mereka hanya mengandalkan cara berfikir mereka saja, menafikan kajian para akademisi," ungkapnya
Terkait sudah dibangunnya infrastruktur pendukung untuk Trans Medan yang kini kondisinya terbengkalai, menurut Sukrinaldi merupakan tanggung jawab bersama antara Pemko Medan dan DPRD Medan selaku pengesahan anggaran. Masyarakat dalam hal ini hanya sebagai pengguna manfaat dari fasilitas yang diberikan oleh pemerintahnya.
"DPRD Medan yang mengesahkan penganggarannya, Dishub Medan pelaksanaannya. Jangan sampai nanti ada desakan dari masyarakat, dewan ini juga yang meributi kegagalan ini. Berarti anggota dewan ini juga tidak peka melihat situasi yang ada, hanya mementingkan kelompoknya saja untuk mendapatkan proyek pembangunannya," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA