Israel memerintahkan ribuan warga Palestina di wilayah Gaza timur dan utara unttuk meninggalkan rumah mereka sebelum Rabu pagi (16/7) pukul delapan pagi waktu setempat, mereka karena serangan udara masih akan dilakukan.
Peringatan yang dikeluarkan oleh pasukan pertahanan Israel itu disampaikan menggunakan pesan rekaman telepon kepada sekitar 100 ribu penduduk di Gaza.
Peringatan itu dikeluarkan pasca inisiatif gencatan senjata yang diajukan Mesir dan telah disetujui Israel gagal karena kelompok Hamas di Jalur Gaza menolak langkah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim serangan udara terus dilakukan karena pihaknya tidak memeiliki pilihan.
"Ketika tidak ada gencatan senjata, jawaban kami adalah api," kata Netanyahu.
Dalam serangan terbaru, dikabarkan BBC, Israel melancarkan serangan ke rumah pejabat senior Hamas di wilayah Barat Gaza. Namun pada saat serangan, pejabat tersebut tidak berada di rumahnya.
Diketahui, Israel melancarkan Operation Protective Edge sejak Selasa pekan lalu ke wilayah Gaza dengan mengirimkan roket. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk meredam ulah kelompok Hamas. Namun hingga saat ini dari total korban tewas yakni 194 orang, sebagian besar merupakan warga sipil Palestina.
Menanggapi semakin banyak korban jiwa yang berjatuhan, Mesir mengusulkan gencatan senjata awal pekan ini. Israel menerima gencatan senjata. Namun Hamas menyebut, tuntutannya bukan hanya gencatan senjata tapi juga penghapusan blokade ekonomi di Jalur Gaza.[rgu]
KOMENTAR ANDA