post image
KOMENTAR

Psikolog Sumatera Utara, Irna Minauli menilai fanatisme yang ditunjukkan oleh masing-masing pendukung calon presiden di Pilpres 2014 berpotensi memunculkan adanya orang yang masuk dalam golongan 'loyalis buta'. Loyalis buta ini menurutnya adalah orang-orang yang tergabung dalam satu kelompok pendukung pasangan capres yang ingin melibatkan diri untuk memangkan capresnya dan menganggap kelompok pendukung capres lain sebagai musuh.

"Itu sebabnya mereka kemudian menjadi loyalis yang buta. Mereka akan menyerang setiap orang yang menjelekkan presiden pilihannya. Hal inilah yang kemudian menjadi awal permusuhan di antara kedua kubu tersebut," terangnya.

Irna menjelaskan, hal sebaliknya akan terbangun diantara sesama pendukung salah satu capres. Dimana kekerabatan diantara mereka akan semakin kental karena adanya kesamaan pandangan, visi dan misi kehidupan yang diwakili oleh sang calon presiden pilihan mereka.

"Masing-masing orang yang tergabung dalam satu kelompok, tetap akan merasa sebagai in-group. Sehingga kekerabatan di antara mrk akan semakin kental. Mereka merasa memiliki banyak kesamaan dalam visi dan misi kehidupannya yang diwakili oleh sang calon presiden pilihan mereka. Sebaliknya, mereka akan menganggap orang yang memilih pihak lawan, sebagai pihak out-group," sambungnya.

Irna menambahkan, para pendukung hanyalah pion-pion yang dimajukan oleh para 'Panglima' dan 'Sang Raja' untuk kepentingan, keselamatan dan kemenangannya. Kondisi permusuhan dan perpecahan ini diperparah dengan dikemukakannya isu SARA, sehingga seolah-olah jika pihak lawan menang, maka kepentingan mereka akan terancam. Itu sebabnya mereka kemudian akan berupaya untuk membela kepentingannya tersebut.

"Hal inilah yang seharusnya kita sadari bersama, bahwa kerusuhan yang ditimbulkan oleh kedua kubu, bisa menjadi awal perpecahan bangsa Indonesia. Kita harus berkaca pada kasus-kasus yang sudah terjadi di Syiria dan banyak negara lain. Kesatuan dan persatuan di antara sesama pendukung harus senantiasa dipelihara. Sehingga kita tidak mudah terprovokasi oleh pihak lain," pungkasnya.[rgu]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa