post image
KOMENTAR

Direktur Pusat Studi Hukum Pembaruan Peradilan (Pushpa) Muslim Muis mengaku miris dengan adanya sayembara yang dicetuskan oleh Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta dalam rangka memburu pelaku perampokan bersenjata api yang terjadi di Jalan Besar Deli Tua Km 10, Kelurahan Mekar Sari, Kecamatan Deli Tua, Selasa (1/7/2014) lalu.

"Polresta Medan memberikan  hadiah Rp 25 Juta bagi masyarakat yang  informasi keberadaan pelaku. Hal itu membuktikan Polresta Medan di bawah naungan Kapolresta Kombes Nico Afinta Karo - Karo tak mampu berbuat apa - apa," katanya, Minggu (6/7/2014).

Ia menilai, dengan diadakannya sayembara itu membuktikan lemahnya intelijen didalam kepolisian untuk mengungkap kasus itu.

"Kalau memang begitu, bubarkan aja kepolisian di Indoensia ini dan copot Kapolresta Medan," ketusnya.

Dirinya juga mempertanyakan uang 25 juta yang akan diberikan kepada masyarakat jika mengetahui keberadaan dari pelaku.

"Kita mempertanyakan dari mana uang itu , karena negara tidak pernah menyediakan uang sayembara seperti itu. Jadi intinya dalam hal ini Polresta Medan sangat lemah dalam pengungkapan kasus - kasus besar yang ada di Kota Medan," jelasnya.

Sebelumnya Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta berjanji akan memberikan imbalan sebesar Rp 25 juta bagi siapa saja yang mampu memberikan informasi seputar keberadaan para perampok yang menembak Misran, sopir dari Sarniyem (60) korban dalam peristiwa perampokan tersebut.[rgu]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Opini