Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengutuk segala aksi kekerasan yang ditempuh oleh kelompok-kelompok tertentu yang merasa dirugikan atas pemberitaan yang disiarkan. Pernyataan ini disampaikan berkaitan dengan pengepungan kantor TVOne dikawasn Industri Pulogadung, Jakarta Timur dan penyegelan kantor biro TVOne di Yogyakarta oleh massa PDI Perjuangan.
"AJI mengecam keras penyelesaian seluruh bentuk ketidakpuasan terhadap pemberitaan dengan cara-cara kekerasan. AJI menyerukan kepada pihak yang dirugikan oleh pemberitaan, mengambil langkah yang tepat dengan mengadukan pemberitaan yang dinilai berisi fitnah ini ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Pers," demikian rilis yang diterima medanbagus.com, dari Ketua AJI Medan, Monang Hasibuan, Jum'at (4/7/2014).
Selain mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap media massa, AJI juga mengutuk keras munculnya 'jurnalisme partisan' yang diduga menjadi pemicu dari aksi tersebut. AJI menilai, praktik jurnalisme partisan tersebut terang-terangan telah merugikan hak publik atas informasi yang objektif. Selain itu, praktik ini juga dinilai menciderai fungsi media massa sebagai kontrol sosial yang harus tetap menjaga netralitas dalam pemberitaan.
"Mendesak kepada media untuk menjaga integritas dan bersikap independen dalam melakukan peliputan pemilu, serta mematuhi prinsip-prinsip jurnalistik yang demokratis dan menjaga harmoni dalam perikehidupan publik. Menggunakan pemberitaan untuk kepentingan pihak tertentu, melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI 2012, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 32/2002 tentang Penyiaran," demikian salah satu poin pernyataan AJI.
Munculnya jurnalis partisan ini menurut AJI tidak terlepas dari faktor tekanan dari para pemilik media yang notabene merupakan politisi yang ikut bermain dalam pemilu. Untuk itu, AJI juga meminta agar para jurnali berani melawan intervensi pemilik media dan tetap menjaga independensi.
"Intinya, Jurnalis jangan menjadi alat pemilik media untuk menyuarakan kepentingan politiknya," sebut Monang.[rgu]
KOMENTAR ANDA