Peneliti Bidang Hukum dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoinesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, pemikiran Jokowi untuk membeli Drone atau pesawat tanpa awak merupakan bentuk cara berfikir yang visioner. Sebab menurutnya, Indonesia yang saat ini menjadi poros maritim dunia harus memiliki peralatan untuk mengawasi laut yang sangat luas.
"Indonesia punya garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika, Kanada dan Australia. Tapi sayangnya anggaran pertahanan kita hanya 0,8% dari yang ada. Itu pun 75% diantaranya digunakan untuk membayar gaji rutin,” katanya dalam acara Pemaparan Program Kerja Jokowi-JK yang diselenggarakan oleh Relawan Jokowi-JK untuk Indonesia Hebat, di Swiss-Bellhotel Medan, Rabu (3/7/2014).
Sangat disayangkan menurutnya jika Indonesia masih bertumpu pada kondisi darat dan tidak mengeksplorasi potensi lautnya. Padahal saat ini kekuatan Asia sedang tumbuh, ada pergeseran kekuatan ekonomi dari Barat ke Timur yang bertumpu pada daerah Pasifik.
Sementara itu Dosen Akademi Maritim Belawan Harry Surasto menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi sumber daya manusia (SDM) untuk sektor maritim. Sebab di Sumatera Utara (Sumut) sekolah kemaritiman hanya dua dan semuanya dikelola swasta sehingga setiap siswa yang masuk akan keluar uang banyak. Apalagi jika ingin praktek laboratorium harus ke Jakarta. Padahal Sumut memiliki garis pantai yang bersinggungan langsung dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia. Karena itu jika ingin bicara kemaritiman diharapkan infrastruktur yang berkaitan dengan pengembangan SDM juga diperhatikan.
"Kita tunggu bagaimana Jokowi-JK bisa merealisasikan visinya tentang kemaritiman Indonesia," ujar Harry.[rgu]
KOMENTAR ANDA