post image
KOMENTAR
Belasan petani cengkeh di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara terpaksa memotong tanaman cengkeh mereka. Hal ini dilakukan karena tanaman cengkeh mereka rusak diserang jamur sehingga sama sekali tidak bisa berproduksi.

Kondisi ini dialami oleh petani cengkeh di Nagori (Desa) Janggirletto, Kecamatan Panei Tongah. Salah seorang petani, J Saragih mengatakan mereka terpaksa menebang pohon cengkeh mereka tanaman tersebut menjadi kering digerogoti jamur.

"Bermatian pohonnya itu. Kalau ada buahnya, gak bagus dia. Pasti berontokan," katanya, Sabtu (20/6/2014).

Dijelaskannya, jamur yang menyerang cengkeh mereka pada awalnya hanya berupa ratusan bintik putih di bagian batang dan kelopak daun di kebun cengkehnya. Akibatnya batang dan dahan cengkeh termasuk tangkai buah cengkeh menjadi sangat rapuh.


"Kalau disenggol sedikit aja buahnya langsung jatuh. Masih mudah-muda pun buahnya udah rontok. Makin lama putih-putihnya ini kayak kapur makin banyak," ucapnya.

Hal yang sama juga dialami petani di Nagori Rajadasma, Kecamatan Panei. Kondisi itu sangat ia sesalkan. Sebab, permintaan terhadap cengkeh saat ini sedang meningkat.

"Ya rugilah. Saat ini lagi banyak permintaan dan harganya juga sedang naik. Sudah adalah sekitar 6 bulan ini. Padahal makin banyak yang mau beli. Kayak kemarin udah datang tauke (pemesan), tapi barang sikit. Bayar mahal pun mereka mau, tapi sayangnya barang kita sedikit," ungkap Rudomus Panggabean.

Data yang disampaikan, dalam sebulan terakhir, harga cengkeh di Simalungun melonjak dari sebelumnya Rp 90 ribu per kg menjadi Rp 130 ribu.  Namun serangan jamur ini membuat petani tidak dapat merasakan peningkatan harga tersebut.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel