Peserta Konvensi Demokrat, Pramono Edhie Wibowo kembali menegaskan jika hasil dari konvensi capres yang sudah digelar tetap menjadi keputusan partai mereka. Bahkan, mantan Kepala Staff TNI AD ini mengaku siap untuk menerima apapun yang menjadi keputusan partai politik mereka.
"Menang atau kalah bukanlah tujuan saya. Saya hanya ingin melanjutkan pengabdian jika memang amanah diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada saya," jelas Edhie melalui rilisnya, Senin (28/4/2014)
Pramono Edhie mengikuti seri Debat Bernegara untuk seri terakhir di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (27/4/2014). Dalam paparannya, Pramono tetap menyampaikan berbagai rancangan kebijakan yang akan ditempuhnya jika menjadi presiden. Diantaranya pengentasan kemiskinan dengan pemberdayaan ekonomi yang disertai efisiensi birokrasi, pembangunan pelabuhan yang memadai untuk menjadi penghubung ekonomi antar wilayah Indonesia.
Selain itu, Pramono juga menyinggung pentingnya meningkatkan kualitas hidup dengan peningkatan dibidang pendidikan dan kesehatan. Salah satunya yakni wajib belajar 12 tahun akan tetap dilakukan.
"Kalau wajib belajar diteruskan hingga 12 tahun, saya percaya kualitas sumber daya manusia Indonesia akan siap menghadapi pasar terbuka dan masyarakat ekonomi ASEAN," tegas Edhie.
Pramono menambahkan, seluruh programnnya tersebut juga harus ditopang dengan pertahanan dan keamanan baik didalam maupun dari luar negeri. Sehingga menurutnya teknologi alutsista harus mendapat perhatian yang serius dan juga kesejahteraan personiili baik Polri dan TNI.
"Kita harus ditakuti, tapi tidak boleh menakut-nakuti, modernisasi alutsista adalah modal untuk menjaga kedaulatan wilayah dan rakyat Indonesia," ungkapnya.
Pemberantasan korupsi juga menjadi salah satu hal yang menjadi fokus program yang disampaikannya. Menurutnya transparansi dalam segala bidang menjadi kunci utama pemberantasan korupsi.
"Dengan transparancy, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam proses pengadaan saya percaya tidak ada celah untuk melakukan korupsi," ujarnya. [rgu]
KOMENTAR ANDA