Maestro biola Indonesia, Idris Sardi meninggal dunia di usia 75 tahun, Senin (28/4/2014) di Rumah Sakit Meilia Cibubur pada jam 07.25 WIB. Belum diketahui penyebab meninggalnya Idris, namun belakangan almarhum dikabarkan sedang sakit.
Rencananya, jenazah Idris akan disemayamkan di Bumi Cimanggis Indah Blok B1 No.9, Jalan Pekapuran, Cimanggis.
Nama Idris Sardi sebagai pemain biola sudah tersohor sejak usia 16 tahun. Beliau menggantikan kedudukan ayahnya Bp. Sardi. sebagai violis pertama dari Orkes RRI Studio Jakarta pimpinan Saiful Bahri.
Selanjutnya, kiprah Idris Sardi di blantika musik Indonesia tak hanya sebatas menginspirasi para seniman. Ia juga dikagumi oleh tokoh politik. Bahkan, ada yang membuatkan buku secara khusus.
Seperti dilansir detik.com, politisi dan budayawan Fadli Zon menjuluki sang violinis Idris Sardi sebagai Mozart-nya Indonesia. Ia menilai almarhum sebagai musisi yang jenius.
Kekaguman Fadli itulah yang lantas membuatnya terdorong untuk menuliskan kisah Idris. Pada Oktober 2012 lalu, Fadli meluncurkan bukunya yang berjudul 'Idris Sardi: Perjalanan Maestro Biola Indonesia'.
Buku tersebut menggambarkan catatan perjalanan, pengalaman, kesaksian, dan proses kreatif Idris sebagai komponis dan ilustrator musik Indonesia. Menurut Fadli, bukunya lahir dari dialog panjang, wawancara, serta riset yang dibantu rekannya Habsy Zamri setahun belakangan.
Bagi Fadli, perjalanan karier Idris perlu diketahui khalayak, khususnya generasi muda. Kecintaan Idris pada biola sejak usia lima tahun, serta ribuan karyanya jelas punya kontribusi besar dalam sejarah musik dan dunia film Tanah Air.
Dalam acara peluncuran buku itu, Idris nampak tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Bapak aktor Lukman Sardi itu mengungkapkan rasa syukur dan haru atas apresiasi tinggi yang diberikan kepadanya.
Rasa syukur Idris malam itu lantas disalurkannya melalui beberapa lagu lewat permainan biolanya. Saat ia membawakan lagu 'Indonesia Raya', semua tamu undangan nampak terkesima, dan mengganjarnya dengan tepuk tangan meriah.
sepanjang hidupnya, Idris Sardi telah meraih berbagai penghargaan. Penghargaan yang diraih Idris antara lain sebagai komponis dan ilustrator musik untuk film. Ia mendapat Piala Citra sebagai Penata Musik Terbaik di film 'Pengantin Remaja' (1971), 'Perkawinan' (1973), 'Cinta Pertama' (1974), dan 'Doea Tanda Mata' (1985). [ded|dtc]
KOMENTAR ANDA